Jakarta –
Meninggalnya salah satu peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) menghidupkan kembali perdebatan mengenai bullying di kalangan tenaga medis. Bentuk perundungan lain yang kini beredar di media sosial berupa seorang dokter senior yang diduga memaksa juniornya makan 5 bungkus Nasi Padang.
Dalam cuitan viral tentang penyalahgunaan makan nasi padang, salah satu netizen menulis, “Marah dan membentak netizen yang mengkritik, padahal dia sendiri adalah seorang pengganggu. Cabut izin dokternya.”
Tak hanya itu, rumor berbagai jenis hooliganisme juga tersebar di media sosial. Selain itu, istri yang tinggal bersama orang yang lebih tua juga mempunyai ‘bagian’ yang patut dipertanyakan. Hal ini bertujuan agar suami yang mendapatkan pendidikan profesional tidak dieksploitasi.
“Ternyata benar pak? Ini kasus petugas selingkuh istri anak biar juniornya gak dicabuli,” tulis akun populer lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Komunikasi Kementerian Kesehatan RI, Dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah kedua hal tersebut benar atau tidak. Pasalnya, Kementerian Kesehatan belum menerima laporan mengenai hal tersebut.
“Belum ada yang melaporkan,” kata Dr. Nadia saat dihubungi detikcom, Sabtu (17/8/2024).
Namun Kementerian Kesehatan memastikan akan menyelidiki dua kasus virus yang beredar saat ini. Dr. Nadia mengatakan, pihaknya akan mengusut tuntas persoalan tersebut, apalagi jika perundungan tersebut terjadi di rumah sakit Kementerian Kesehatan.
“Ini juga sedang kami dalami, apalagi jika itu merupakan rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan,” kata dr Nadia.
“Kami akan memperdalamnya,” tegasnya.
Kementerian Kesehatan juga menjanjikan sanksi yang lebih tegas jika ditemukan adanya perundungan di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Saat ini, proses penyelidikan dari Kementerian Kesehatan juga sedang berjalan.
“Hukumannya bagi lembaga pendidikan bisa diberhentikan. Kalau tidak, bisa mengembalikan siswa atau guru yang nakal, diturunkan pangkatnya, atau dicabut STR dan SIP-nya. Bisa,” kata Dr Nadia Vezhilo seraya menambahkan bahwa perundungan seringkali ditutup-tutupi. dalam pendidikan kedokteran” (dpy/atas)