Jakarta –
Riasan bayi tebal dengan riasan viral seperti riasan pengantin. Dalam video yang banyak diunggah di TikTok, sekilas terlihat bayi terlihat lucu, namun banyak yang menilai bayi sangat sensitif terhadap keamanan kulitnya.
“Produk riasan apa yang kamu gunakan?” Karena kamu masih anak-anak,” komentar salah satu netizen dalam video viral tersebut.
“Produk MUA yang biasa kami pakai, Insya Allah aman, cepat hapus ya kak,” jawab pemilik akun yang diduga seorang penata rias.
Dokter Spesialis Kulit dr I Gusti Nyoman Darma, SpKK, mengingatkan bahaya penggunaan riasan pada bayi dan anak, selain dapat mengiritasi kulit, paparan riasan yang tidak sengaja terhirup tentu dapat mengganggu pernapasan.
Selain itu, riasan banyak mengandung bahan kimia seperti timbal dan paraben yang berbahaya jika terserap oleh kulit anak.
Pada usia berapa anak boleh mulai menggambar?
Penggunaan make-up pun mulai digemari secara mandiri mulai dari anak-anak usia sekolah dasar hingga menginjak usia dewasa. Menurut dr Darma, sebenarnya tidak ada konsensus medis mengenai usia aman bagi anak-anak untuk memakai riasan, namun usia yang paling direkomendasikan dalam sebagian besar literatur adalah setelah usia 13 tahun.
“Sekitar usia 13 tahun adalah waktu yang lebih tepat untuk mengenalkan riasan secara lembut. Di usia ini, anak sudah lebih memahami cara menggunakan dan merawat kulitnya dengan benar setelah menggunakan riasan. Lakukanlah,” saran dr Dharma.
Dr. Darma memperingatkan paparan berulang terhadap bahan kimia timbal dan paraben dalam riasan dapat menyebabkan kanker.
“Tetapi bukti langsung masih terbatas bahwa paparan dini dan berulang terhadap bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan di kemudian hari.
“Sebaiknya tidak menggunakan riasan pada bayi dan anak, kecuali untuk tujuan khusus dan dengan produk yang dirancang khusus untuk mereka. Jika perlu menggunakan riasan pada anak, pilihlah produk yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Bersih dan teruji melindungi anak-anak,” tutupnya. Saksikan video “Video: IDAI serukan anak bukan berarti sehat” (naf/naf)