Jakarta –
Yogyakarta kembali bergembira dengan hadirnya kota mati baru. Tampaknya kawasan tersebut sudah ditinggalkan warga pada tahun 2019 atau lima tahun lalu.
Video menarik ‘kota mati’ di Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul, disulap menjadi kompleks yang akan dibangun di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Proses pembebasan lahan untuk kamp ‘desa mati’ telah selesai pada tahun 2017 dan selesai pada tahun 2019.
“Kebanyakan pindah sejak 2016-2017. Tapi kalau ditanya penghuni terakhir tahun 2019, ada yang tinggal di sisi barat, sepertinya yang pakai, bukan pemilik aslinya,” kata Presiden. Desa Guwosari, Masduki Rahmad, kepada detikJogja, Senin (8/7/2024).
Masduki menjelaskan, pendirian UIN Jogja dimulai pada tahun 2013. Kemudian proses pembebasan lahan seluas 73 hektare dimulai pada tahun 2015 dan dilakukan secara sistematis.
“Pembayaran pertama pada tahun 2015 sebanyak 118 bidang tanah, dan itu berlangsung hingga tahun 2021. Jadi rata-rata sewanya dibayarkan pada tahun 2016-2017,” ujarnya.
Jadi ada warga yang mendapat Rp300 juta, Rp700 juta, Rp1 miliar, dan Rp2 miliar. Karena itu tergantung bangunannya, karena yang dinilai adalah luas tanah, rumah yang berdiri di atas tanah, kayu atau kayu, kalau Rumah tersebut digunakan untuk usaha tim penilai,” tambah Masduki.
Dijelaskannya, kamp rumah kosong, para tunawisma terbang di Padukuhan Watugedug. Ia mengatakan, banyak bangunan kosong yang dijadikan shelter COVID-19 selama pandemi.
“Sekarang kosong, di kawasan UIN tidak ada penghuninya. Selain satu atau dua gedung yang digunakan UIN untuk kantor sementara, sekretaris kampus UIN 2,” ujarnya.
Oleh karena itu, Masduki mengklaim ada desa mati di Guwosari. Menurutnya, konten media sosial membuat suasana tenang. Baca artikel selengkapnya di detikJogja.