Jakarta –
Produsen pesawat AS Boeing berencana meminjam sekitar 10 miliar dollar AS atau Rp 155,41 (kurs Rp 15.541/dolar AS) dari berbagai bank besar. Boeing memulai pinjaman ini ketika perusahaan tersebut memiliki utang jangka panjang senilai ratusan triliun dolar.
Melansir CNN, Rabu (16/10/2024), perseroan memutuskan mencari utang akibat berbagai konflik yang bermula dari menurunnya pesanan pesawat akibat kecelakaan di masa lalu. Sebuah konsistensi Produksi pesawat akibat pemogokan buruh
Isu pengajuan pinjaman ke berbagai bank terungkap dari pengajuan pinjaman yang diajukan pada Selasa (15/10) waktu setempat. Permintaan pinjaman tersebut merupakan bagian dari rencana perseroan untuk mengumpulkan dana sebesar USD 25 miliar atau Rp 388,52 miliar dalam bentuk tunai.
Selain pinjaman, Boeing berencana mengumpulkan dana dari penjualan sahamnya. Namun, rasanya mencari pinjaman dan menjual saham tidak akan mudah, mengingat nilai perusahaan yang anjlok ke rekor terendah.
Sebagai referensi, utang Boeing saat ini bertambah akibat kerugian operasional lebih dari 33 miliar dollar AS atau Rp 512,85 miliar selama 5 tahun terakhir.
Dalam konteks ini, utang jangka panjang Boeing tercatat sebesar 53 miliar dolar AS (Rp 823,67 triliun) pada akhir Juni 2024, naik dari 10,7 miliar dolar AS pada akhir Maret 2019.
Sementara itu, penghentian sementara atau penghentian sementara produksi pesawat komersial perusahaan tersebut merupakan dampak dari aksi mogok kerja selama sebulan yang dilakukan oleh 33.000 anggota Serikat Buruh Internasional (IAM).
CNN menulis dalam laporannya bahwa meskipun ada masalah, Boeing dapat meminjam dari grup perbankan, dan karena posisi pasarnya yang unik, Boeing dapat menjual saham dan pinjaman yang dibutuhkannya di Wall Street.
Laporan tersebut menegaskan kembali bahwa “Boeing dan pesaingnya di Eropa, Airbus, adalah satu-satunya perusahaan yang memproduksi pesawat besar yang dibutuhkan industri penerbangan dunia. Posisi mereka adalah nomor dua setelah memastikan keberadaan perusahaan tersebut.”
Lihat: Absennya Boeing dari konferensi pers kembalinya Starliner ke Bumi
(fdl/fdl)