Jakarta –
Seluruh pusat kesehatan dan rumah sakit di Bangladesh telah diperintahkan untuk menyediakan obat anti racun. Hal ini karena kasus gigitan ular sedang meningkat di seluruh negeri.
Menteri Kesehatan Bangladesh Dr. Samanta Lal Sen pada Kamis (4/7/2024) mengimbau masyarakat untuk segera membawa korban gigitan ular ke rumah sakit.
Rumah sakit di pedesaan Bangladesh telah melaporkan peningkatan kasus gigitan ular, terutama dari ular berbisa Russell, ular berbisa yang banyak ditemukan di Asia Selatan.
Insiden tersebut menjadi topik hangat di media sosial Bangladesh dalam beberapa pekan terakhir.
Karena ular tersebut memangsa hewan pengerat, ular berbisa Russell sering ditemukan di pemukiman manusia dan lahan pertanian, terutama pada musim panen.
Menurut sebuah penelitian pada tahun 2023, sekitar 7.000 orang meninggal karena gigitan ular di Bangladesh setiap tahunnya. Kebanyakan korban bertahan hidup jika diobati dengan cepat dengan obat antibisa.
Ular berbisa Russell dinyatakan punah di Bangladesh pada tahun 2002, namun spesies ini kembali lagi.
Para ilmuwan meyakini ular yang biasanya hidup di daerah kering ini telah beradaptasi dengan kondisi iklim yang berbeda dan kini telah menyebar ke lebih dari 25 distrik di Bangladesh.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut gigitan ular sebagai salah satu penyakit tropis yang paling terabaikan dan memprioritaskan pengobatannya. Saksikan video “Mendayung ke Desa Truyan, Bali” (MSL/FEM)