Jakarta –

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta KBRI Washington DC melalui Atase Perdagangan mengadakan pertemuan dengan otoritas asal Amerika Serikat (AS), asosiasi terkait, importir udang beku asal Indonesia, institusi di Washington D.C, AS mulai 19 hingga 22 Agustus 2024.

Pertemuan ini merupakan upaya menjaga investigasi anti-dumping dan countervailing (CVD) yang dilakukan Amerika Serikat terhadap udang beku Indonesia.

“Pemerintah Indonesia akan terus melakukan upaya pengamanan untuk memerangi ekspor udang beku ke pasar AS dari pengenaan tarif anti dumping dan countervailing bea masuk,” kata Direktur Keamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan Natan Kambuno dalam siaran persnya. pernyataannya, dikutip Kamis (19/9/2024).

Sebelumnya, Departemen Perdagangan Amerika Serikat (USDOC) mengeluarkan penetapan awal (Preliminary Decision) penyelidikan antidumping pada 23 Mei 2024. Dalam keputusan tersebut, jangka waktu penyelidikan untuk sementara ditetapkan antara 1 September 2022 hingga September 2022.31 , 2024. Agustus 2023.

Salah satu dari dua wajib responden (MR) asal Indonesia yaitu PT First Marine Seafood (FMS) mendapat bea masuk anti dumping sebesar 6,3%, sedangkan MR lainnya yaitu PT Bahari Makmur Sejati (BMS) tidak dikenakan bea masuk anti -dumping. – Tarif dumping. Selain itu, berdasarkan keputusan tersebut, seluruh eksportir udang Indonesia lainnya juga dikenakan bea masuk antidumping sebesar 6,3%.

Sementara untuk pemeriksaan bea masuk atas tuduhan pemberian subsidi pemerintah yang dilarang, Indonesia bernasib lebih baik. Pasalnya, dalam keputusan awal pemeriksaan bea masuk yang dikeluarkan USDOC pada 25 Maret 2024, pemerintah Indonesia menyatakan tidak memberikan subsidi terlarang kepada produsen dan eksportir udang beku Indonesia.

Natan menjelaskan, dampak dari keputusan awal USDOC terhadap penyelidikan antidumping sudah mulai terasa. Mulai 1 Juni 2024, ekspor udang beku non PT BMS Indonesia dikenakan tambahan bea masuk antidumping sementara berupa setoran tunai sebesar 6,3%.

Namun pengenaan bea masuk tersebut belum bersifat final karena masih ada tahapan penyelidikan yang harus dilalui. Besaran akhir bea masuk antidumping akan dikeluarkan setelah otoritas AS mengeluarkan keputusan akhir resmi.

USDOC dijadwalkan akan mengeluarkan keputusan pada tanggal 21 Oktober 2024 mengenai besaran margin dumping dan pada tanggal 22 November 2024 oleh Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat (USITC) mengenai hasil analisis kerugian industri nasional. penyebabnya terkait tuduhan dumping,” jelas Natan.

Natan menambahkan, pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait, khususnya Asosiasi Eksportir Udang Indonesia.

“Indonesia akan lebih agresif dalam menangani kasus ini bersama-sama, termasuk menyiapkan berbagai data dan argumen yang mendukung posisi Indonesia serta berpartisipasi dalam dengar pendapat publik yang diadakan otoritas AS,” lanjutnya.

Sementara itu, Atase Perdagangan Washington DC Ranitya Kusumadewi mengatakan pemerintah Indonesia juga terus menjalin komunikasi dengan asosiasi pengusaha makanan laut di AS. Amerika, serta importir utama udang beku dari Indonesia. Sebelumnya, importir udang beku asal Indonesia ke AS juga menyatakan keprihatinannya atas penyelidikan yang dilakukan otoritas AS.

“Setelah ditelaah lebih detail, karakteristik produk udang impor berbeda dengan produk sejenis di AS, sehingga kondisi industri AS tidak boleh dikaitkan dengan impor. Untuk itu, pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah. Mitra dagang AS yang selama ini mengimpor udang beku dari Indonesia untuk melakukan penyelidikan ini “tidak akan mempengaruhi kinerja ekspor udang beku. dari Indonesia,” tegas Ranitya.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, KKP, juga menambahkan, pengenaan bea masuk antidumping berpotensi mengganggu industri udang Indonesia.

“Saat ini pasar ekspor udang beku Indonesia masih terfokus ke Amerika. Hal ini bisa membuat udang beku Indonesia kurang kompetitif di pasar Amerika. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengamanan,” imbuhnya.

Pada tahun 2023, nilai ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat tercatat sebesar $685,33 juta, turun 27,52 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar $946,93 juta. Pangsa ekspor udang Indonesia ke Amerika mencapai 62,94% dari total nilai ekspor udang Indonesia ke dunia. Pada tahun Akibatnya, volume ekspor udang Indonesia ke Amerika tercatat sebesar 86.601 ton, turun 15,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 101.931 ton.

Indonesia menempati urutan keempat negara sumber impor udang Amerika dengan pangsa 10,56 persen. Selain Indonesia, importir udang terbesar di AS antara lain India dengan nilai $1,92 miliar dengan pangsa 26,97%, Kanada $1,69 miliar (23,6%) dan Ekuador 1,37 miliar dolar (19,17%). (ada/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *