Jakarta –
Danri Abeng diangkat menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1998. Ia merupakan menteri pertama di kementerian yang kini menjadi departemen BUMN.
Tanri Abeng pada masanya mempunyai tanggung jawab besar di perusahaan publik, terutama menyehatkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan membangun PT Bank Mantri (Persero) Tbk.
Dalam wawancara penting dengan detikcom pada September 2014 lalu, Tanri mengaku tugas pertamanya ada dua tugas berat, yakni menyehatkan Garuda Indonesia dan banyak bank yang kini dikenal sebagai Bank Menteri (Persero). “Ada dua pekerjaan berat yang saya jalani saat itu,” kata Danri Abeng.
Tugas berat pertamanya adalah memulihkan Garuda Indonesia. Pekerjaan itu dilakukannya atas perintah Presiden Soeharto yang menginginkan lambang negara itu terus dipertaruhkan.
“Saya tidak mau elangnya ke tepian. Harus terbang terus,” kata Tanri menirukan Pak Hardo saat itu.
Tugas ini tidak mudah karena sebagai sebuah perusahaan, Garuda disebut-sebut sedang dalam kondisi insolven, utang yang sangat besar, dan kondisi yang memprihatinkan.
Saya lihat Pak Hardo sangat khawatir dengan Garuda karena itu bendera kita di sana. Saat itu Garuda diancam oleh kreditornya. Mereka bilang mau ambil pesawatnya. Itu membuat saya panik, ujarnya.
Langkah pertama yang dilakukannya untuk menyehatkan maskapai adalah dengan mengumpulkan seluruh jajaran direksi untuk membahas langkah-langkah sehat yang bisa diambil. Sayangnya, hal tersebut berakhir dengan kematian karena tidak ada yang memahami permasalahan yang dihadapi Garuda.
“Akhirnya saya putuskan ganti pemimpin yang baru karena pemimpin yang sekarang sudah sangat baik. Mungkin bisa dibilang dia tidak tega memecat orang-orang itu. Jadi harus dari luar.” kata Tanri. .
Usai memecat seluruh jajaran direksi Garuda, langkah Tanri selanjutnya adalah mendatangkan orang-orang baru dari kalangan profesional. Saat itu, saya teringat Robbie DeJohan, seorang rekan veteran perbankan yang sudah lama saya kenal.
Namun, hal ini tidak berjalan dengan baik. Latar belakang bankir Robbie dipertanyakan dalam menjalankan sebuah maskapai penerbangan.
“Saya memilih Banker untuk berbicara dengan bankir lain yang ingin mengoleksi Garuda. Dari situlah saya menemukan Robbie,” kata Tanri.
Selain itu, kata Tanri, secara pribadi ia mengenal Robbie sebagai sosok yang tangguh dan keras kepala. Yang terpenting baginya adalah Robbie adalah seseorang yang bisa dia percaya. Sehingga, ketika Garuda Vimana sudah sehat kembali, ia bisa berkonsentrasi pada tugas lain.
“Robbie adalah pria tangguh, pria tangguh, dan kami membutuhkan pria tangguh, dan selain itu, kami bisa mempercayainya. Karena jika saya memberikan sesuatu kepada seseorang, mengapa kami harus peduli padanya? Saya percaya padanya 100%. Tapi ada rekornya. Jadi saya bisa mempercayai itu.” Tanri menjelaskan.
Usai menggantikan pimpinan senior Garuda, langkah Robbie Johan selanjutnya adalah membangun tim kepemimpinan agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Emirsya Sadar diangkat sebagai Direktur Keuangan.
Pada saat yang sama, perubahan besar juga dilakukan dengan mengurangi jumlah pekerja yang dianggap kelebihan berat badan. Saat itu, jumlah tenaga kerja Garuda mencapai 13.000 orang, padahal kebutuhan sebenarnya hanya 6.000 orang.
“Saya ganti pemimpin semua. Saya datangkan pemimpin baru seperti Emirsya Sadar dari Hong Kong. Lalu, akhirnya 6.000 pekerja keluar dari pekerjaannya, itu uang yang banyak. Tapi cepat kembali karena pekerjaan. Hari itu,” dia berkata. dia berkata.
Perjalanan bersama Robbie dan Garu tidak berlangsung lama. Danri ingin Robbie mengambil alih jabatan CEO dan memimpin merger menteri bank.
Sepeninggal Robbie Johan, posisi Dirut Garuda pun kosong. Tanri berpikir lagi. Alhasil, sang guru sendiri ditunjuk untuk mengisi 1 tempat dengan Garuda.
“Saya menunjuk Abdulkhani sebagai kepala Garuda yang baru. Saya punya teman Gani yang menjabat Sekretaris Departemen. Saya mengorbankan diri untuk melindungi Garuda,” kata Tanri.
Emirsya Sadar terus mengisi posisi Direktur Keuangan Garuda. Jadi tentu Emir akarnya Garuda. Dia dapat Garuda, zaman Robbie, zaman Kani, sambungnya.
Ia bahkan mengira Emirsya Sadar akan menggantikan Ghani sebagai ketua eksekutif. Namun saat itu, Direktur Utama BUMN Pak Lakshamana memutuskan sebaliknya, dan ketika memutuskan sebaliknya, dia menunjuk Pak Indra yang dipenjara karena kejahatan Munir, dan Rabi langsung mengundurkan diri, kata Tanri.
Tanri dan Robi menilai penunjukan Indran sebagai Dirut Garuda salah. “Betul, Indra kehilangan Garuda dalam tiga tahun berkuasa. Jadi setelah kekalahan itu pemerintah sadar lagi, kalau begini sebaiknya cari Pak Rabi lagi. Rabi kembali bilang, oke Emir, kamu kembali,” lanjutnya. .
Kelahiran Menteri Bank
Enam bulan telah berlalu sejak Danri Abeng dan Robbie Johan mulai bekerja keras memulihkan kesehatan Garuda. Sayap Garuda mulai pulih dan sepertinya ia bisa terbang dengan sehat kembali.
Tanri siap menghadapi tugas sulit berikutnya. Tugasnya adalah menyusun rencana merger atau konsolidasi empat bank BUMN yang sehat: Bank Bumi Daya (BBD), Bank Tagang Negara (BDN), Bank Ekspor-Impor Indonesia (Bank Exim) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Menteri Perbankan.
“Saat merger (empat bank) bangkrut semua karena kredit bermasalah (NPL/Kredit Macet) sudah lebih dari 60%,” kata Tanri.
Keputusan mengambil tindakan konsolidasi tidak terjadi secara kebetulan. Pasalnya, sebelum ide merger ini terlontar, Presiden Soeharto sudah berencana menyelamatkan salah satu bank dan bank-bank lainnya dilebur menjadi satu bank.
Ide Soeharto tidak serta merta diterima Tanri. Ia menyarankan sebaliknya jika hasil merger keempat bank ini ingin menjadi bank yang lebih besar dan sehat.
“Saya bilang pak, kalau kita taruh satu, bagaimana kita melihat ketiganya. Yang kedua pak, kita perlu melakukan reformasi total. “Oh, jangan dicantumkan satu pun, kalau tidak bea..bea cukai,” kata Tanri.
Akhirnya diputuskan untuk mendirikan bank baru. “Kalau begitu sebut saja Bank Cator! Kata Pak Harto,” kata Tanri.
Singkat kata, upaya konsolidasi ini terus berlanjut dengan ditunjuknya orang baru pada posisi Pimpinan Bank Catur. Saat itu, pengurus PT Taspen ditunjuk untuk mengelola bank hasil merger tersebut.
Namun langkah ini tidak berjalan baik. Yang ditunjuk menyatakan dirinya tidak kompeten dan mengundurkan diri sebagai direktur.
“Dia amanah, namanya Pak Mul, dia datang ke saya. Pak Menteri, saya tidak bisa,” ujarnya. Tanri ingat.
Tanri pun teringat rekannya yang saat itu menjabat sebagai Dirut Garuda. Robbie Johan telah ditugaskan kembali ke peran barunya.
“Saat itu Garuda sudah enam bulan menetap. Saya ingin Robbie memimpin aliansi menteri perbankan. Orang yang saya tunjuk, Pak Mull, mengundurkan diri dan saya menoleh ke belakang dan menemukan Robbie lagi,” kata Tanri.
Terpilihnya kembali Robbie bukan tanpa alasan. Bagaimana jika dia tidak memiliki latar belakang sebagai bankir? Meyakinkan Robbie untuk mundur dari jabatan Dirut Garuda bukanlah tugas yang mudah, kata Tanri.
“Dia (Robbie Johan) bilang dia merasa masih di Rumah Garuda. Saya akhirnya yakinkan dia. Saya bilang saya akan tunjuk Anda sebagai Komisaris Utama Garuda. Jadikan dia Menteri Bank dan Dirut Gomut Garuda,” ujarnya.
Setelah berhasil membujuk Robbie, Tanri mulai kesulitan dengan pekerjaan keduanya ini. “Kami masih ragu ke sana karena IMF ingin cepat selesai. IMF memberi kami waktu 24 bulan untuk melaksanakan merger bank ini,” ujarnya.
Robbie, yang sama sekali tidak menyangka hal ini, mendatanginya dan mengatakan kepadanya bahwa dia akan melakukannya dalam waktu 8 bulan. “Oh, nggak mau nunggu 24 bulan, 8 bulan lagi aku perbaiki,” ucap Danri menirukan Robbie.
Tanri kaget dan bertanya apakah ini mungkin. “Dia jawab ‘iya’. Dan benar dia kerja koordinasi selama 8 bulan. Makanya saya tandatangani surat bergabung menjadi menteri perbankan pada Agustus, sebelum saya keluar pada September,” tuturnya.
Meski berjalan baik, gagasan Presiden Soeharto untuk memberi nama bank hasil merger menjadi Bank Catur tidak terlaksana. Bank tersebut kini mengibarkan bendera baru Bank Mantri.
Kini Tanri Abeng telah meninggal dunia. Dia meninggal dini hari pada usia 83 tahun. Berkat jasanya, Garuda Indonesia masih bisa mengudara hingga saat ini dan Bank Mantri menjadi salah satu bank terbesar di Tanah Air.
Tonton juga video ‘Tanri Abeng dalam Kenangan’:
(acd/rd)