Jakarta –

Read More : Menperin Sebut Realisasi Belanja Produk Lokal Masih Rendah

PT Pos Indonesia akan menjadi perusahaan logistik nasional. Hal ini dilakukan untuk memenuhi fungsinya sebagai agen pembangunan dengan menekan biaya logistik nasional, serta sebagai pencipta nilai dengan menyasar pasar logistik nasional yang bernilai hampir Rp 1.400 triliun.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Manajemen Portofolio PosIND Prasabri Pesti mengatakan semangat transformasi Pos Indonesia menjadi perusahaan logistik adalah menjadi penyedia solusi logistik nasional yang dapat mempercepat daya saing logistik Indonesia.

“Kami melihat peluang untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan fokus pada portofolio logistik, karena ukuran industri ini sangat besar hampir 1,4 triliun rupiah,” jelasnya dalam keterangan yang ditulis, Kamis (1/8/2024). ). ).

Pada acara peluncuran buku Gajah Belajar Flamenco: BUMN Meneuja Indonesia Emas 2024, Forum Merek Indonesia 2024, Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI (2014-2019), Arya Sinulingga, Staf Khusus III Menteri BUMN. , Irfan Saputra, Direktur Garuda Indonesia, Hery Gunardi, Direktur BSI, Hambra Wakil CEO Pelindo, Budi Setyawan Wijaya Direktur Portofolio Strategis Telkom Indonesia dan penulis Yuswohady sebagai penggagas IBF.

Prasabri kemudian menjelaskan, untuk menjadi agregator logistik nasional, PT Pos Indonesia mengubah posisi strategis perusahaan berupa logo burung merpati menjadi PosIND yang merupakan singkatan dari Pos Indonesia Integrated National Distribution dengan slogan Logistik Indonesia. Langkah kedua adalah menerapkan kolaborasi strategis dengan sasaran dua tujuan, yaitu meningkatkan skalabilitas dengan meningkatkan nilai ekonomi melalui konsolidasi BUMN penyedia jasa logistik (LSP).

Hal ini dilakukan dengan menciptakan host kemitraan PosIND untuk sinergi dan integrasi logistik BUMN, kemudian tujuan kedua adalah keunggulan operasional melalui kemitraan dengan mitra global untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan operasional perusahaan,” kata Prasabri.

Prasabri melanjutkan, selain nilai ekonomi yang cukup besar, peningkatan skalabilitas sangat penting untuk meningkatkan daya saing global. POSInd kini telah menyelesaikan tiga fase sinergi antar BUMN dalam bentuk sinergi platform digital bernama GLID.

“Platform ini memungkinkan terbangunnya kesamaan jalur produk antar moda, sehingga visibilitas aset antar LSP BUMN lebih terbuka sehingga bisa saling menguntungkan untuk tujuan masing-masing,” jelasnya. Tahap kedua adalah sinergi aset untuk efisiensi dan optimalisasi aset, dan yang terakhir adalah kepemilikan, dimana terdapat peluang merger dan akuisisi unit bisnis.

Saat ini industri logistik nasional memiliki 1,6 juta pelaku usaha dengan rata-rata pendapatan per LSP hanya Rp 3 miliar/tahun dibandingkan negara dengan indeks kinerja logistik baik yang pendapatannya bisa mencapai Rp 80 miliar per tahun. Di kelompok BUMN juga demikian, yakni terdapat 35 LSP anak cucu BUMN, sehingga double resource dan double investment tidak bisa dihindari. Situasi industri seperti ini membuat standarisasi pelayanan semakin berkurang.

Menurut Prasabri, POSInd melakukan sinergi dan kolaborasi antar LSP dengan tetap mengedepankan aspek kualitas service level agreement, akuntabilitas dalam hal track and tracing serta daya saing. Menurutnya, POSInd memimpin sinergi dan integrasi logistik BUMN. Salah satunya adalah sinergi pasar antara BUMN logistik dan BUMN non-logistik. “Hal ini mendukung peningkatan pendapatan POSInd dan BUMN logistik lainnya seperti KAI, PELINDO, ASDP, DAMRI, dan lainnya. Gudang,” ujarnya.

Dengan transformasi tersebut, Prasabri, POSInd di bawah kepemimpinan CEO Faizal Djoemadi terus meraih laba bersih terbesar sepanjang sejarah, yakni Rp 728 miliar pada tahun 2023. (kil/kil)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *