Jakarta –

Read More : Citilink Umumkan Diri Jadi Maskapai Resmi Tur Konser Sal Priadi 2024

Seorang pendaki gunung Tiongkok menghembuskan nafas terakhirnya di Everest karena sudah terlambat untuk menyelamatkannya. Tim penyelamat diminta membayar uang muka untuk penerbangan helikopter tersebut.

Malang karena “uang adalah segalanya” demikian pengalaman seorang mahasiswa Universitas Fudan Tiongkok. Lu Wen, julukan pelajar tersebut, meninggal pada 14 Februari di sebuah hotel dekat base camp sisi selatan Everest di Nepal.

Menurut South China Morning Post, pada Rabu (24/4/2024), ia mulai mendaki Everest pada 6 Februari. Pada 11 Februari, ratusan meter dari hotel, ia ditemukan pingsan karena mabuk ketinggian.

Ia dibawa ke hotel dan meski sedikit pulih, keesokan harinya kondisinya semakin memburuk.

Pendaki lain yang bermarga Huang membantunya menelepon perusahaan asuransi AS AIG cabang Tiongkok dan terkejut saat mengetahui bahwa perlindungan yang dibeli Lu Wen sebelum perjalanan, Asia JourneySafe Travel Protection, tidak mencakup Nepal.

Ayah Lu Wen, Lu Huimin, mengatakan kepada Hongxing News bahwa putranya membeli asuransi melalui Ant Insurance, sebuah platform layanan agen asuransi online yang dioperasikan oleh Alibaba Group. Iklan di laman Bima tidak menyebutkan bahwa Nepal tidak termasuk dalam platform tersebut.

Namun, halaman asuransi yang sama di situs web AIG Tiongkok menyoroti pengecualian tersebut. Sang ayah kemudian mengetahui bahwa pengecualian tersebut tercantum dalam polis asuransi yang dikirimkan ke kotak surat putranya saat dalam penerbangan ke Nepal.

Berdasarkan kebijakan tersebut, Lu Wen membayar 356 yuan (798 ribu rubel) untuk paket 20 hari mulai 4 Februari. Berdasarkan pengumuman asuransi, manfaat yang akan diterima pelanggan antara lain layanan evakuasi medis sebesar 400.000 yuan (Rp 896 juta).

Sang ayah meminta perusahaan asuransi mengirimkan helikopter penyelamat untuk Lu Wen. AIG meminta pada tanggal 13 Februari bahwa sebuah perusahaan layanan helikopter di Nepal meminta pembayaran dalam dolar AS untuk pengiriman helikopter.

Masalahnya adalah hal itu bertepatan dengan Festival Musim Semi Tiongkok dan bank-bank tutup lebih awal dari biasanya. Lu mengatakan dia tidak memiliki dolar AS di rekeningnya dan ingin membayar dalam yuan.

Namun AIG membantah hanya perusahaan jasa helikopter yang bisa dihubungi. AIG berdalih, perusahaan penyewaan helikopter itu hanya akan beroperasi jika dibayar di muka dan dalam dolar AS.

Sebelumnya, ayah Louis dapat membiayainya melalui berbagai upaya. Helikopter penyelamat membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai lokasi pada hari yang sama. Sayangnya, helikopter tidak bisa mendarat karena cuaca buruk. Helikopter kembali keesokan paginya, tetapi Lu Wen berhenti bernapas pada malam sebelumnya.

Kontroversi muncul di jejaring sosial setelah tragedi tersebut. Banyak orang menyesali bahwa “uang adalah segalanya” dalam hidup.

Warganet pun mengingatkan wisatawan untuk membaca asuransi yang dibelinya sedetail mungkin

Hongxing News melaporkan pada 16 April bahwa perusahaan asuransi yang diakuisisi Lu Wen, AIG, telah dihapus dari situs Ant Insurance. Staf layanan pelanggan Ant Insurance mengatakan mereka tidak tahu mengapa aplikasi tersebut dihapus.

Mengapa iklan berbeda dengan iklan di halaman asuransi di website AIG mengatakan karyawan hanya menyediakan platform penjualan dan tidak bertanggung jawab atas pelayanan perusahaan asuransi terhadap produknya.

Sejauh ini belum ada tanggapan dari AIG China. Saksikan video “Evakuasi Pendaki Meninggal di Gunung Agung Bali” (sym/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *