Jakarta –
Menteri Koordinasi Ekonomi Airlanga juga telah mengeluarkan perintah dari Subanto untuk mendorong pendapatan pajak Airlanga Heartarto. Upaya untuk meningkatkan pendapatan pajak dari berbagai sektor akan muncul.
Itu didasarkan pada hasil pertemuan di Istana Presidensi di Jakarta pada hari Kamis (9/21). Selain Airlanga, banyak anggota Kabinet Merah dan Putih berpartisipasi dalam Presiden Dewan Ekonomi Nasional Luhat Beansar Pandian dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk Halil Lahalia dari Andrabati.
“Kemarin kami melihat peningkatan (pajak) dari berbagai sektor, tergantung pada kriteria,” kata Airlonga kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (21/2025).
Penghasilan pajak terbaik akan mempengaruhi tingkat pajak. Tarif pajak dibandingkan dengan total pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah dan produk domestik bruto (PDB) untuk negara tersebut.
Pemerintah dapat mengumpulkan pajak dari kegiatan ekonomi warganya. Juga, itu dapat mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara.
Tingkat tarif pajak yang stabil atau berkembang dapat menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang sehat, yang meningkatkan pembelian masyarakat untuk produksi dan masyarakat yang tinggi. Sebaliknya, pengurangan akut tarif pajak dapat menunjukkan peringatan untuk ketidakseimbangan atau masalah struktural dalam perekonomian.
Di Indonesia, tarif pajak di Indonesia hanya 5,7 %pada tahun 2021. Ukurannya menurun dibandingkan dengan pajak 2023, yang mencapai 10,31 %.
Ditanya tentang tarif pajak pemerintah, Airlanga mengatakan bahwa kerja sama ekonomi dan kontrol pembangunan (kerjasama ekonomi dan organisasi pembangunan/OCD) berada di bawah 1,5 %.
“Dengan kriteria kerjasama ekonomi dan lembaga pembangunan, jumlahnya 1,5 %,” (AID/HNS)