Yakarta –

Badan Personalia Negara (BKN) menerima beberapa laporan dan pertanyaan tentang jumlah kandidat untuk pejabat (CPN) yang mengundurkan diri. Menurut data, setidaknya 1.967 karyawan ditinggalkan.

Pengunduran diri itu adalah hasil dari optimasi, kata kepala BKN Zudan Arif Fakrulloh. Adaptasi adalah kebijakan yang diciptakan oleh pemerintah untuk mencegah pelatihan kosong.

“Ada banyak orang, mengapa sistem seleksi ini buruk dengan cara ini, banyak orang yang meninggalkan. Oleh karena itu, laporan perempuan dan tuan -tuan kita, yang dengan jujur ​​telah meninggalkan, adalah hasil dari adaptasi,” kata Zudan dalam pertemuan audisi (RDP) pada pertemuan pendengaran (RDP) pada pertemuan pendengaran (4/202/2025).

Dia juga memberi contoh, misalnya, di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisantk), peserta CPN yang tidak menyetujui pelatihan profesor sosiologi di Jamber State University. Kemudian, Universitas Nusa Cendana memiliki profesor sosiologi untuk pelatihan siapa yang telah meminta no. Kemudian, dalam sistem ini, orang -orang dengan nilai terbaik ditawarkan untuk diselesaikan dalam pelatihan.

Dia mengatakan: “Kita dapat mencapai hasil 16.167 orang di seluruh negeri. Jika tidak ada adaptasi, itu berarti 16.000 lebih banyak formasi yang akan kosong. Itu pasti akan merusak biaya,” mereka menjelaskan.

Namun, dengan menawarkan penyesuaian pelatihan, tidak semua peserta CPN ingin mengisi posisi kosong. Dari total 16.167, ada setidaknya 1.967 CPN yang ditolak dan akhirnya mengundurkan diri.

“Lalu, setelah penuh dengan adaptasi, ada 1.967 yang mengundurkan diri, 12,12%. Alhamdulillah masih memiliki 88% yang kosong untuk diisi,” katanya.

(ACD/ACD)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *