Jakarta –
Penyakit mental merupakan penyebab utama hilangnya produktivitas kedua di Indonesia. Masalah kesehatan jiwa yang paling banyak dialami warga adalah depresi sebesar 3,69 persen, gangguan kecemasan sebesar 3,56 persen, dan skizofrenia sebesar 2,09 persen.
Padahal, masalah kesehatan mental merupakan penyebab kematian dan penyakit terbesar ke-10 di Indonesia yang sebenarnya bisa dicegah. Masalah ini ditemukan mulai dari masa kanak-kanak, remaja, hingga usia lanjut.
Direktur Kesehatan Jiwa dr Imran Pambudi mengatakan, 1,4 persen penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun menderita depresi. Sayangnya, hanya 12,7 persen di antaranya yang mendapat pengobatan. Artinya, lebih dari 80 persen kasus lainnya memilih menolak pengobatan.
Provinsi dengan jumlah penderita depresi tertinggi adalah Kalimantan Timur dan Jawa Barat, masing-masing di atas dua persen.
Saat ini, dua persen penduduk berusia di atas 15 tahun juga mengalami gangguan kesehatan mental, jelas Imran di detikcom memaparkan data kesehatan Indonesia tahun 2023, Kamis (25/10/2024).
“0,25 persen di antaranya memiliki pemikiran untuk bunuh diri,” lanjut Imran.
Tren kasus bunuh diri
Prevalensi kasus bunuh diri berdasarkan data terakhir Kementerian Kesehatan RI sebesar 2,55 persen, meski mengalami penurunan dibandingkan lima tahun lalu sekitar 3 persen, hal ini patut menjadi catatan.
Sebab, laporan ini tidak mencakup seluruh kasus bunuh diri. Apalagi, pengobatan gangguan jiwa dengan cara mengikat pasien merupakan hal yang lumrah.
Berdasarkan laporan sistem kesehatan jiwa Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun lalu, terdapat 1.591 kasus penahanan, terbanyak di Jawa Timur dengan 256 kasus.
CATATAN: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong siapa pun untuk melakukan bunuh diri. Jika Anda mempunyai pikiran untuk bunuh diri, segera cari pertolongan dengan menghubungi psikiater atau psikolog terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda-tanda peringatan bunuh diri, segera hubungi Departemen Kesehatan dan Kesehatan Jiwa di Hotline Kesehatan Jiwa 021-500-454. Simak video “Video: Bahas Kesehatan Mental, Pakar Sebut Hindari Terus-menerus Kritik Pegawai” (naf/kna)