Pulau Pinang:
Meski secara geografis berdekatan, namun budaya sepeda motor di Malaysia sangat berbeda dengan di Indonesia. Di Bumi Malaya, lalu lintas sepeda motor lebih terorganisir. Apa ujiannya?
Redaksi detikOto sudah hampir seminggu berada di Malaysia, tepatnya di kawasan Pulau Penang. Berdasarkan pantauan kami di lokasi, pengendara sepeda motor sangat mematuhi aturan berkendara.
Pertama, Kota George Saat saya menjelajahi kawasan sibuk seperti Butterworth dan Bayan Lepas, saya tidak menemukan satu pun pengendara tanpa helm. Anda harus memakai pelindung kepala, biasanya tipe setengah wajah.
Beberapa kali saya menunggu sepeda motor lewat tanpa memakai helm, namun saya tidak melihatnya.
Selain memakai topi, Pengendara sepeda motor di kawasan bergaya kolonial oriental ini sangat mematuhi lampu lalu lintas layaknya lampu lalu lintas.
Saat lampu menyala merah, saya berhenti di barisan paling belakang. Padahal jalanannya sepi, jadi saya menunggu sampai jalan berubah hijau tanpa putus.
Lalu lintas di Penang memang unik. Karena sebagian besar jalan tidak satu arah atau dua arah. Akibatnya, pengemudi terkadang menghabiskan lebih banyak waktu untuk memutar untuk mencapai lokasi terdekat.
Namun pengendara di Penang sepi. Saya belum pernah melihat ada yang melawan arus seperti sepeda motor di Indonesia. Mereka melanjutkan jalan yang benar.
Di Pulau Pinang, Sepeda motor lebih nyaman dan lebih lambat dibandingkan di kota-kota di Indonesia. Faktanya, jalan raya sangat sepi dan sebagian besar kosong. Menurut Ganasen Kalimuthu, warga setempat dan pemandu wisata bisnis, kecepatan sepeda motor dan mobil di Malaysia sangat terbatas.
“Di Sini, Punya sepeda motor atau mobil kencang tidak ada gunanya; Karena kecepatannya terbatas. Anda bisa melaju 80 kilometer per jam di jalan besar ini. Di beberapa tempat, Anda hanya bisa melaju dengan kecepatan 60 atau 40 kilometer per jam. lokasi yang berbeda; Kendalanya beda-beda,” kata Ganasen kepada detikOto di Penang, Malaysia.
Menurut laman Malaymail, Malaysia, khususnya Penang, memiliki peraturan ketat terkait batas kecepatan. Baru-baru ini, Dewan Kota Penang (MBPP) mengurangi batas kecepatan kendaraan di pusat kota seperti Georgetown menjadi 40km/jam.
Anggota dewan MBPP Edward Tan Chiew Chun mengatakan jalan-jalan di George Town tidak terlalu lebar dan banyak pejalan kaki. Oleh karena itu, kendaraan yang bergerak harus lebih lambat dan hati-hati.
“Jalan yang dibuka adalah Jalan Dr Lim Chwee Leong; Gat Jalan Prangin Pengkalan Las Raja Edward dari Pesara Lebuh Cahaya, Lebuh Farquhar, Jalan Sultan Ahmad Shah dan Jalan Penang,” ujarnya.
Menurut catatan, Malaysia Sepeda motor yang biasa digunakan di Penang adalah tipe bebek. Sementara itu, Modelnya umumnya klasik, seperti Honda EX5 yang merupakan kembaran Honda Astrea Grand. Tonton video keluarga hilang MH370 melakukan protes di luar kedutaan Malaysia di Beijing (sfn/dry)