Jakarta –
Harga emas akhir-akhir ini meningkat. Kenaikan emas disebabkan oleh ketegangan antara Iran dan Israel di Timur Tengah.
Ibrahim Asoibi, Presiden PT Laba Forexindo Berzangka menjelaskan konflik Iran dan Israel menyebabkan harga emas dan minyak naik. Pasalnya, konflik kedua negara ini secara tidak langsung berdampak pada negara tetangga seperti Yordania dan Arab Saudi, produsen minyak dunia.
“Saya juga melihat bahwa Israel kemungkinan hanya menargetkan pangkalan militer, yang berarti mereka dapat menargetkan populasi dan kota-kota penghasil minyak. Hal ini telah memperkuat harga minyak, namun dolar juga menguat. Israel adalah salah satu yang harus diperhatikan. Dan KTT Iran minggu depan , itu akan mempengaruhi kenaikan emas, kata Ibrahim kepada detikcom, Sabtu (20/4/2024).
Ibrahim mengatakan, 70 persen kenaikan harga emas dipengaruhi oleh konflik geopolitik, sedangkan 30 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti kebijakan moneter. Dalam hal ini, faktor geopolitik menjadi penyebab utama kenaikan harga emas, sedangkan penurunan suku bunga Bank Sentral AS menjadi pemicu lainnya.
Oleh karena itu, selama terjadi perang antara Iran dan Israel, kemungkinan besar harga emas akan meningkat, kata Ibrahim. Dia mengatakan, harga emas baru turun setelah isu di kawasan mereda.
“Jika ketegangan Iran-Israel mereda, kemungkinan besar harga emas justru akan turun. Karena yang sebenarnya mendorong naiknya harga emas adalah suku bunga rendah. Jika geopolitik Timur Tengah “U.S. “Jika bank sentral tidak memangkas suku bunga, kemungkinan besar harga emas akan turun,” lanjutnya.
Alhasil, Abraham memperkirakan harga emas akan meroket pada akhir April hingga Mei mendatang. Jumlahnya sekitar $2.500 atau Rp 40,2 per troy ounce, dengan kurs dolar AS 16.100.
“Kalau dihitung dalam gram, dibagi 31,1 troy ons per gram, dikalikan kurang lebih Rp 16.100 rupee dan biaya serta ongkos Rp 100.000, kalau tidak salah totalnya kurang lebih 1,4 juta per gram di bulan April- Mei mungkin juga sama,” jelasnya.
Senada dengan Ibrahim, Analis Pasar Uang Ariston Tajendra menilai konflik geopolitik menjadi penyebab utama melonjaknya harga emas. Selain kontroversi tersebut, pemicu lain kenaikan harga emas adalah banyaknya bank sentral yang membeli komoditas tersebut dari berbagai negara seperti Tiongkok, India, Kazakhstan, dan Turki.
Ia melanjutkan, “Dengan ekspektasi tingkat pengembalian aset dolar AS yang lebih rendah, emas akan menjadi lebih menarik dan mendongkrak harga emas.”
Ariston menjelaskan, harga emas selalu naik karena pasar khawatir dengan situasi perekonomian global. Oleh karena itu, dia menduga jika konflik Iran-Israel memanas, harga emas bisa melonjak hingga US$2.500 per troy ounce.
Dan rupee kemungkinan akan kembali melemah terhadap dolar AS. Harga emas logam mulia juga akan naik lagi, kemungkinan mencapai Rp 1,450 juta per gram.
Pantauan detikcom, terpantau harga emas logam mulia 24 karat Antham pada Sabtu (20/4). Harga emas melonjak $10.000 per gram mencapai titik tertinggi sepanjang masa di $1.347.000 per gram.
Satuan emas terkecil saat ini, 0,5 gram, saat ini Rp 723.500. Sedangkan emas 10 gram dijual seharga 12.965.000 dolar. Sedangkan emas dalam jumlah terbesar yakni 1.000 gram (1 kg) adalah Rp 1.287.600.000. (fdl/fdl)