Jakarta –

Penjual sapi kurban ibarat jamur di musim hujan jelang Idul Fitri 2024. Ia muncul di kedua sisi jalan untuk menarik orang-orang yang ingin berkorban. Tidak jarang para pedagang harus menunggu 24 jam sehari untuk melayani pelanggan agar bisnisnya tetap lancar.

Detikcom mendatangi sekelompok pedagang sapi yang menjadi korban di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. Mereka mengaku begadang semalaman untuk melayani pelanggan. Salah satunya, Dedi (41), penjual sapi milik Haji Usman Ali, mengaku sudah berjualan sapi selama 24 jam sejak 1 Juni lalu.

“Di sini kita buka 24 jam, seperti toko kelontong di Madurai. Kita tutup di ujung dunia. Secara harafiah 24 jam,” ujarnya kepada detikkoma, Kamis (13/6/2024).

Ia menjelaskan, pesta tersebut buka 24 jam karena sebagian besar pelanggan baru datang sepulang kerja pada malam hari. Hal lain yang rutin dijual pihaknya adalah melihat-lihat pekarangan sapi dan kambing.

Terakhir, kata Dedi, pihaknya juga menerapkan sistem tukar sangkar agar penjual tidak bosan berjualan. Total ada tiga shift, pagi, siang, sore, dan dini hari. Haji Usman Alide Dedi mengatakan rata-rata pekerja berasal dari banyak keluarga. Sekitar 30 orang bekerja di dalam kandang.

“Jam pagi, siang, malam dan lain-lain (orang). Semua keluarga. Keluarga dari sini, (jalan) Mahali 1, Mahali 2. Juga tahun 80an (jualan barang). Waktunya abang” mendiang Usman Haji. Makanya kita rangkul mereka, dimulai dari keponakannya,” ujarnya.

Namun, pesta kini menantikan 16 Juni 2045, Minggu malam sebelum Paskah tahun 1445. Sebab, kata Dedi, jumlah pembeli mencapai puncaknya pada malam takbiran. Berkaca dari pengalaman tahun lalu, Dedi mengatakan pembeli mungkin harus mengantri.

“Malam takbir subuh disuntik, kita tidak bisa tidur, banyak yang beli. Jadi jaga kesehatan sekarang. Malam takbir nanti nyaman. Banyak yang beli mendadak,” ujarnya.

“Malam tabiran puncaknya, Insya Allah sebagian besar sudah berangkat. Tak antri lagi, penuh. Bukan hanya warga Radio Dalam, tapi juga banyak yang datang dari jauh, karena tempat ini Haji Navi, Majestic, Pondok Indah, Blok M, banyak orang jalan kaki. “Ayo jalan,” ajaknya. “Beberapa orang memakai DP saat pulang kerja dan berkata, ‘Hei, itu kambing yang bagus,’” katanya.

Jadi dalam dua hari ke depan pesta akan melihat semua kambing dan sapi di kandang. Ia mengatakan, sejak 1 Juni pihaknya memiliki 80 ekor sapi dan 300 ekor kambing dengan harga rata-rata Rp 30 juta hingga Rp 90 juta, Rp 2,5 juta hingga Rp 9,5 juta. Saat ini tercatat 280 ekor sapi, 263 ekor kambing atau 70% dari total jumlah kambing yang terjual.

“Kalau kambingnya sisa 300 ekor. Alhamdulillah dijual ke ladang tetangga semua. Sisanya kita jual 20 ekor sapi. Kemarin kita jual 1. Kalau kambing 300, sisa 30%, jadi kita juga melihat hari” Misalnya, ketika hari mendekati 10%, banyak orang yang membeli, suka atau tidak. Ini malam Takbiran,” ujarnya.

Seperti pedagang lainnya, Dedi, pedagang ternak Haji Abdul Malik Ibnu (43) ngotot berjualan 24 jam sehari. Namun pihak Ibnu menyatakan tidak akan melayani pelanggannya pada malam Idul Fitri 2024. Sebab pihak lebih fokus melayani pelanggan yang membeli barang terlebih dahulu.

“Kecuali kalau Takbiran benar-benar siap, kita fokus pengantaran saja. Soalnya kita utamakan langganan. Makanya stoknya sudah habis. Kalau Takbiran lebih banyak, bukan berarti kosong atau tidak. ,” dia berkata.

Ibnu menjelaskan, hingga saat ini pihaknya telah menjual sekitar 80 ekor kambing dan 69 ekor sapi, dengan harga rata-rata Rp2,5 juta hingga Rp8 juta, dan sapi Rp17 juta hingga Rp35 juta.

“Tahun ini kita punya 100 ekor kambing, biasanya 200 ekor, tapi karena sebagian besar buka (usaha kambing), saya kurangi jumlahnya. Tinggal 70 ekor sapi. Tinggal 1 ekor sapi, sisa 20 ekor kambing,” tuturnya.

Lihat juga Video: Bisakah Anda memanaskan kembali daging yang sudah dimasak?

(kelas/kelas)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *