Pulau Anambas –

Read More : Swiss Vs Spanyol: Tim Matador Libas Nati 4-1

Pemerintah terus meningkatkan standarisasi peralatan elektronik (SPBE) bagi utilitas publik negara (ASN). Hal ini merupakan upaya pemerintah dalam melakukan digitalisasi sektor perkantoran.

Tujuannya untuk memberikan pelayanan secara cepat dan efisien di berbagai bidang antara lain pencatatan sipil, kesehatan, pendidikan. SPBE juga diterapkan di daerah tertinggal, lintas negara dan luar negeri (3T) seperti Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau.

SPBE di Desa Rewak Kecamatan Jemaja tidak lepas dari kehadiran Internet yang membawa perubahan dalam pengelolaan dan pelayanan desa. Cindy P., Kepala Perencanaan Desa Rewak. Menurut Vardani, 24, pihaknya harus meminta sinyal ke desa tetangga, Letung, sebelum kantor desanya bisa mengakses internet melalui Bakti Komdigi (sebelumnya Kominfo). Itu sangat mengesankan. jauh

“Akibatnya ada kegiatan sebelum Bakti Oksi, ada gangguan di sini. Surat itu harus diselesaikan hari ini. Kami ngotot ke Letung dulu untuk cari sinyal, supaya besok suratnya ditulis,” kata Cindy. detikcom beberapa waktu lalu.

Cindy mengatakan, berkat adanya Program Akses Internet (AKSI) dari Badan Aksi (AKSI) Komunikasi dan Informatika (BAKTI), ia dan rekan-rekannya tidak perlu lagi mencari sinyal di desa tetangga.

Kemudian, di bidang pendidikan, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olah Raga Wilayah Kecamatan Jemaja Timur, Novier beserta jajarannya meminta sinyal hingga jarak 10 kilometer untuk mendapatkan sinyal internet. Ia harus pergi ke Desa Letung yang berpenduduk banyak dan fasilitas umum yang baik termasuk internet.

Jarak Ulu Maras ke Letung sekitar 10 kilometer, setiap ada keperluan kirim file, download atau cari informasi sastra, ia dan jajarannya harus ke Letung.

Letung dari sini sekitar 10 kilometer. Jadi kita cari sinyal, kadang jauh, kata Novier.

Dulu, untuk mengirimkan berkas ke Dinas Pendidikan Kabupaten Anambas, Novier dan jajarannya harus menggunakan cara yang tepat, yakni mengirimkannya langsung menggunakan pompong atau perahu kecil. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jemaja Timur terletak di pulau yang terpisah dari Dinas Pendidikan Daerah Anambas. Jadi karena beberapa alasan administratif, file harus dikirim secara manual.

Namun pada tahun 2019, BAKTI Komdigi memperkenalkan jaringan Internet VSAT melalui program kerja di Dinas Pemuda dan Olahraga Kecamatan Djemaja Timur. Novier mengatakan, kehadiran Internet sangat membantu dalam pekerjaan kantor dan urusan administrasinya.

“Tadi kami tidak punya BAKTI Aksi, kami harus menempuh perjalanan ribuan kilometer untuk mengirim berkas. Jadi BAKTI Aksi sangat membantu kami,” kata Novier.

Proses registrasi yang memakan waktu berhari-hari bisa diberangkatkan. Novier dan timnya bahkan tidak repot-repot mencari sinyal sejauh ribuan kilometer di desa-desa tetangga.

“Jadi sebelum kita dapat BAKTI Aksi, kita kirim berkasnya secara manual. Kita harus menunggu pompong (perahu) jadi sekarang tidak dipakai, jadi (sekarang) langsung,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Kepala Puskesmas Letung Adimulianto Manurung (41). Dulu, dia dan petugas puskesmas harus pergi ke rumah sakit daerah atau sekolah dasar untuk mengakses Internet.

Adymulianto mengatakan, “Terima kasih, setelah ada internet, sekarang kita tidak perlu lagi bepergian untuk bekerja. Dan apalagi di masa COVID, kita harus memasukkan informasi untuk memberikan vaksinasi, sebenarnya kita harus pergi ke tempat lain,” kata Adymulianto.

Saat itu, Puskesmas Letung melaporkan kasus Covid tersebut ke Kementerian Kesehatan di Tarempa sebelum dilanjutkan ke Puskesmas. Karena laporannya cepat dan efisien, ia harus pergi dari RSUD ke Puskesmas 5-8 kali sehari.

Bagi Melanie (28), perawat Puskesmas Letung, kemudahan akses internet sangat efektif. Sebelumnya, berkasnya harus dikirim ke Dinas Kesehatan melalui kapal laut yang memakan waktu sekitar 1-2 hari.

“Sebelum ada Internet, kami membuat laporan dengan tangan, mencetaknya, mencetaknya, dan mengirimkannya dengan perahu,” kata Melanie.

“Tapi begitu ada internet, semua mudah diakses dan tidak memakan waktu, lebih hemat yang (biasanya) hanya butuh 1 hari untuk mengirim file, 1 hari atau 2 hari sampai internet tersedia,” dia ditambahkan.

Berbagai kendala pun dialami Melania dalam pengurusan dokumen administrasi, mulai dari berkas hilang hingga cuaca buruk. Untungnya BAKTI Aksi telah pindah ke lokasi baru pada tahun 2021 dengan nama Puskesmas Letung.

“Tetapi pada tahun 2021 ketika kami pindah ke sini, BAKTI dipindahkan ke sini, dan akhirnya kami tidak perlu kemana-mana untuk mengakses internet,” kata Melania.

Detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melakukan program Batas Tapal untuk mengkaji pembangunan ekonomi, pariwisata, infrastruktur dan pemerataan akses internet (keterbelakangan, perbatasan dan luar) di wilayah 3T. Nantikan terus berita menarik, menarik, unik dan seru dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com! Saksikan video “Warna Alam, Kisah Batik Anambas” (hnu/ega)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *