Jakarta –
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) merilis hasil penyelidikannya terhadap pabrik pesawat Boeing. Salah satu akibat yang mengejutkan adalah karyawan pabrik pesawat terpaksa merakit pesawat dengan cepat, bukan berkualitas.
Karyawan Boeing juga tidak menerima pelatihan yang memadai, kata FAA. Laporan tersebut dirilis oleh Subkomite Senat untuk Investigasi.
Laporan tersebut, yang diterbitkan sebagai memo kepada anggota subkomite, mengatakan: “Temuan ini mengungkapkan serangkaian masalah manufaktur yang meresahkan, termasuk kegagalan Boeing untuk melatih dan memperlengkapi personel produksi, mendokumentasikan dan mengendalikan suku cadang yang tidak sesuai secara menyeluruh, dan melakukan upaya pemeriksaan kualitas yang komprehensif.” Dari CNN, Jumat (27 September 2024).
Laporan tersebut juga mendokumentasikan beberapa contoh penyimpangan keselamatan. Salah satu contoh yang paling mengerikan, menurut audit tersebut, melibatkan mekanik Boeing yang menggunakan alat pengukuran perakitan untuk memeriksa celah antar bagian.
“Alat tersebut dibuat oleh seorang masinis dan tidak memiliki izin, tidak dikalibrasi, ditandai, ditebar atau disimpan. Masinis tersebut mengaku telah menggunakan alat tersebut setidaknya selama tiga tahun. Saat ditanya bagaimana petugas kebersihan lain dapat melakukan pengukuran tersebut, dia mengatakan semuanya melakukannya. hal yang sama,” kata laporan itu.
Laporan tersebut juga menyoroti kurangnya pengendalian proses untuk barang bekas. Itulah pertanyaan yang diajukan seorang pelapor dalam laporan CNN awal tahun ini.
Hasil audit khusus FAA selama enam minggu belum pernah diungkapkan sebelumnya. Hasil potensial dari penyelidikan ini akan memberikan tekanan lebih besar pada perusahaan yang sudah menghadapi serangkaian masalah keselamatan pesawat dan pemogokan yang sedang berlangsung oleh 33.000 pekerjanya yang tergabung dalam serikat pekerja.
Boeing mengalami beberapa masalah akhir-akhir ini. Baru-baru ini, jendela Boeing 737 Max pecah. Pesawat ini dioperasikan oleh Alaska Airlines.
Meskipun tidak ada korban jiwa atau cedera serius, insiden tersebut memicu banyak penyelidikan federal. Salah satu temuannya adalah pesawat tidak dilengkapi dengan empat baut yang diperlukan untuk mengamankan jendela yang lepas.
Menanggapi kecelakaan tersebut, Boeing mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan proses produksi dengan mengutamakan keselamatan dan kualitas.
“Kami telah mengambil langkah-langkah penting untuk mempromosikan budaya keselamatan yang memberdayakan dan mendorong semua karyawan agar suara mereka didengar, namun hal ini memerlukan perhatian terus-menerus.”