Jakarta –
Read More : Mallorca Tolak Overtourism, Usir Turis dengan Demo sampai Tipu-tipu Tutup Pantai
Tim gabungan yang terdiri dari kepolisian, KNKT, Bupati Subang, Dinas Perhubungan Jawa Barat dan APM (Agen Induk Merek) memeriksa bangkai bus bernomor registrasi AD 7524 Ditjen milik Ciater, Subang. Ternyata sistem remnya bocor udara.
Dikutip dari detikJabar, Selasa (14/5/2024), tim APM sedang memeriksa bus yang membawa siswa SMK Lingga Kencana Depok sekitar pukul 18.45 pada Sabtu (11/5), dan terjadi kecelakaan. Wieb. Sebanyak 11 orang tewas, sebagian besar pelajar, seorang guru, dan seorang pengendara sepeda motor.
Pemeriksaan ini mencakup bagian-bagian penting pada bus, mulai dari aspek keselamatan seperti sistem kendali, sistem pengereman, dan mesin.
“Hari ini (kemarin redaksi) kami melakukan pengujian terkait kecelakaan lalu lintas Ciater di Dinas Perhubungan Subang. Kami aktif melakukan pengujian apa pun bersama tim penguji kendaraan dari Dinas Perhubungan Provinsi Subang dan Jawa Barat Pengawas Lalu Lintas Jamaludin, Senin (13/5), mengatakan, sebagai pertanda terjadinya kecelakaan, hal itu akan menjadi “pedoman untuk dapat memberikan keterangan jika diperlukan dalam proses tindak lanjut”.
“Penyebabnya sedang kami selidiki. Sebelumnya kami informasikan ada kebocoran pada mekanisme rem kendaraan ini, baik kebocoran oli, kebocoran udara, maupun kebocoran gas,” ujarnya.
Dari pemeriksaan juga ditemukan bus PO Putera Fajar yang berlokasi di kantor Wonogiri bermesin tahun 2006 dan telah habis masa uji KIR.
“POnya sekarang belum bisa kita temukan, alamatnya Wonogiri. Kalau ke Bekasi kita belum tahu, FYI, mesinnya tahun 2006. Busnya sudah uji KIR tapi batas waktu tesnya sudah habis, 2023. Berakhir 6 Desember “Saat ini belum ada pengujian KIR lebih lanjut,” ujarnya.
Simak Video Sandiaga Bicara Soal Tergulingnya Bus Wisata Tanpa Izin di Subang (fem/fem)