Jakarta –

Read More : Cerita Sial: Check Out Hotel Tak Lapor, Tagihan Hotel Membengkak Dipakai Penipu

Seorang wanita penyandang disabilitas diminta meninggalkan hotel karena tidak mampu membayar pajak tambahan. Dia mencoba menggunakan uang, tetapi staf menolak. Faktanya, staf hotel tidak berusaha membantu.

Melansir Manchester Evening News, Minggu (1/5/2024) Margaret Jones tiba di Manchester pada Kamis malam (2/1/2025) untuk bermalam di British Hotel di Portland Street. Ia tiba di hotel sekitar pukul 21.00 waktu setempat setelah menempuh perjalanan jauh dari rumahnya di Lincolnshire.

Setelah check-in ke hotel, Margaret, yang memiliki gangguan mobilitas dan ingatan, diberitahu oleh staf hotel bahwa dia harus membayar pajak turis sebesar £1,20 (Rs 23.000) selama dia menginap.

Karena Margaret mempunyai gangguan ingatan dan sering lupa PIN kartu kredit atau kartu pertama, Margaret biasanya membayar secara tunai.

Margaret, yang menggunakan Transport Aid, berencana membayar pajak turis sebesar £1,50 (Rs 29.000) secara tunai. Namun, dia mengaku staf hotel menolaknya dan mengatakan mereka hanya menerima pembayaran dengan kartu.

Permintaan staf hotel untuk mendapatkan lebih banyak uang membuatnya stres hingga dia mengalami serangan panik

Margaret tidak mengetahui bahwa Manchester akan mulai menerapkan pajak kota pada April 2023. Meski menjelaskan kondisi mentalnya, staf hotel sepertinya tidak mendengarkan penjelasan Margaret.

Ketika staf hotel menjelaskan keinginannya untuk membayar tunai, mereka sepertinya tidak mau mencari solusi lain dan bahkan menyarankan agar Margaret meninggalkan hotel jika dia tidak mampu membayar dengan kartu.

Margaret mencoba menggunakan salah satu kartu yang dimilikinya, namun staf meminta nomor PIN, yang membuatnya semakin cemas. Mereka akhirnya mengusir Margaret dari hotel, mengatakan bahwa jika dia tidak bisa membayar dengan kartu, dia tidak bisa menginap.

“Saya tidak suka pakai kartu, biasanya saya selalu membawa uang tunai,” kata Margaret.

63: “Saya tidak suka menggunakan kartu karena saya tidak dapat mengingat nomor pin saya. Saya lebih tahu di mana menyimpan uang saya, semua kartu saya sama, sehingga saya sering lupa kartu mana yang akan saya gunakan. Wanita itu menambahkan.

Margaret ditinggalkan dalam kedinginan, sangat ketakutan dan bingung. Setelah berdiri di luar hotel sekitar 15 menit, seorang teman menawarkan untuk membayar internet atau telepon, namun hal ini juga ditolak oleh staf hotel yang sepertinya tidak peduli.

Margaret mengatakan, staf hotel mengatakan sudah terlambat untuk menyelesaikan pembayaran secara online atau melalui telepon. Dan mereka menolak semua opsi yang dia usulkan.

Akhirnya Margaret bisa menemukan kartu yang bisa digunakan untuk pembayaran online tanpa harus memasukkan nomor PIN. Dengan menggunakan kartu ini, dia mampu membayar biaya £1,20 dan akhirnya mendapatkan akses ke kamarnya untuk bermalam.

Meski Margaret berhasil, ia merasa cemas dan malu dengan kejadian tersebut. Ia merasa uang tunai adalah alat pembayaran yang sah dan merasa diperlakukan tidak adil.

“Saya tidak keberatan membayar pajak £1,20, tapi ketika saya sudah membayar kamar dan mereka mengatakan saya tidak bisa tinggal di sana dan pergi karena cuacanya dingin, saya pikir ada yang tidak beres,” katanya. katanya

Margaret mengungkapkan keprihatinannya atas perlakuan terhadap penyandang disabilitas, karena ia memiliki masalah mobilitas. Ia menilai pihak hotel belum siap melayani tamu berkebutuhan khusus.

Ia juga menambahkan, kejadian ini menunjukkan kurangnya kesiapan pihak hotel dalam menghadapi tamu yang membutuhkan perhatian lebih. Saksikan video “Mencoba Tarian Tradisional Gandrang di Baniwangi” (upd/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *