Jakarta –

Financial Services Agencies (OJK) melaporkan kebijakan tarif timbal balik yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) di sejumlah besar negara untuk mengurangi kinerja ekspor industri, terutama berorientasi ekspor. Industri yang mengalami tekanan ekspor, yaitu tekstil karet, peralatan listrik, makanan dan perikanan.

“Kebijakan tarif Trump memiliki potensi untuk mengurangi kinerja industri ekspor di AS,” kata Kepala Pendanaan, Modal untuk Modal, Institusi Modal (PVML) OJK Agusman dalam pernyataannya, Kamis (17 April 2012).

Agusman juga mengatakan bahwa pengaruh dapat merasakan lembaga keuangan domestik untuk membiayai PVML yang didanai oleh sektor -sektor ini. Ini karena kemungkinan pendanaan berbasis risiko.

Untuk alasan ini, Agusman mengatakan bahwa pemain industri membutuhkan pengurangan masa -masa awal. Mengenai beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pengusaha, seperti portofolio pembiayaan untuk memperkuat likuiditas.

“Mitigasi untuk mempersiapkan pemain dalam industri termasuk penilaian risiko yang efektif, mendiversifikasi portofolio pembiayaan dan memperkuat likuiditas,” Agusman menjelaskan.

Seperti yang diketahui, Trump mengumumkan tingkat impor yang tinggi untuk lusinan negara, termasuk Indonesia. Indonesia sendiri mengalami 32%.

Pada awalnya, tarif itu berlaku pada hari Rabu (9/4). Namun, Trump memutuskan untuk menunda selama 90 hari, karena ia memprakarsai berbagai reaksi dari negara -negara sasaran.

Namun, Trump terus menerapkan 10% tarif untuk impor barang dari semua negara sebagai kebijakan perlindungan. Sementara Indonesia memilih rute negosiasi dengan AS.

Salah satu bentuk negosiasi adalah bahwa Indonesia ingin menyeimbangkan keseimbangan perdagangan dengan negara Paman Sam. Ini dilakukan dengan menambahkan impor barang dari AS, mulai dari barang minyak dan gas hingga barang pertanian, seperti kapas hingga kedelai. (REA / RRD)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *