Jakarta –
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Papanas Suharso Monoalfa angkat bicara mengenai sulitnya mencapai tujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini bertujuan untuk mencegah dwarfisme atau perawakan pendek, namun masih jauh dari tujuan.
Meskipun ia mengatakan anggaran untuk mengatasi kurangnya pertumbuhan sangat tinggi, ia menyatakan hal tersebut dalam sambutannya pada sesi kerja komite.
Seperti yang diumumkan oleh Presiden, kami memperkirakan pertumbuhan pada tahun 2024 sekitar 14%. Kami belum sampai di sana. Bahkan, pada tahun 2023 hingga 2024, angka tersebut akan sedikit berkurang. Meski anggarannya besar. telah ditugaskan. ujarnya dalam Rapat DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6 Mei 2024).
Suharso mengatakan, KTT tersebut ditangani di tingkat pemerintah daerah. Selain itu, tidak semua daerah di Indonesia mendapat intervensi pemerintah pusat untuk mencegah stunting.
Usai pertemuan, beliau mengatakan: “Kami tidak akan melakukan intervensi di semua provinsi dan wilayah, kami hanya akan melakukan intervensi di daerah yang pertumbuhannya lebih lambat.”
Dia mengatakan bahwa daerah dengan tingkat pertumbuhan jangka pendek yang lebih tinggi telah mengalami penurunan tingkat pertumbuhan. Namun, ketika data dikumpulkan pada tingkat negara, penurunan pertumbuhan tidak terlalu drastis.
“Sebenarnya kalau melihat intervensi yang tingkat stuntingnya tinggi, ada penurunan yang signifikan. Tapi kalau dilakukan di tingkat nasional, penurunannya terkesan kurang signifikan. Selain itu, dari segi komputasi, bagaimana cara menghitungnya. Ada apakah ada anak-anak baru yang datang dan bertubuh pendek.”
Oleh karena itu, pemerintah menurunkan target penurunan pertumbuhan menjadi 18,80% pada tahun 2025 atau periode Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
TONTON JUGA VIDEO: Jokowi tak ingin pemerintah daerah menimbun dana puskesmas
(Yili/Das)