Jakarta –

Para pejabat Israel memutuskan untuk meledakkan ribuan anggota Hizbullah lebih awal karena khawatir Hizbullah mengetahui rencana tersebut. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pejabat tinggi dilaporkan memberi izin untuk melakukan serangan terkoordinasi lebih cepat dari perkiraan setelah intelijen mencurigai Hizbullah menemukan bahan peledak di halaman mereka.

Dikutip detikINET dari New York Post, sumber mengatakan keputusan untuk melancarkan serangan lanjutan pada hari Rabu yang juga meledakkan ribuan radio walkie talkie Hizbullah juga karena kekhawatiran bahwa Hizbullah akan menghancurkan perangkat tersebut setelah serangan mendadak pada hari Selasa .

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, ledakan pager dan walkie talkie menewaskan sedikitnya 26 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai lebih dari 3.200 lainnya.

Pager AR-924 yang digunakan dalam gelombang serangan pertama dilaporkan ditangkap oleh Israel sebelum digunakan oleh Hizbullah. Negara Yahudi dilaporkan menempatkan bahan peledak di sebelah baterai, serta saklar yang dapat dipicu dari jarak jauh untuk meledak.

Hizbullah beralih ke pengkhotbah setelah para pemimpinnya memperingatkan mereka untuk membuang ponsel awal tahun ini di tengah kekhawatiran bahwa Israel telah meretas jaringan seluler Lebanon dan juga dapat mengambil perangkat yang digunakan untuk serangan yang ditargetkan.

Alat peledak tersebut diledakkan dengan mengirimkan pesan yang menyamar sebagai pemimpin kelompok tersebut. Sementara itu, walkie talkie yang diledakkan sehari kemudian dipesan untuk Hizbullah sekitar lima bulan lalu, sekitar waktu yang sama dengan pesanan pager.

Mossad diduga memasang bom pada perangkat tersebut saat proses produksi atau distribusi. Orang yang meledak bernama Gold Apollo dari Taiwan. Namun, pendiri dan presiden perusahaan tersebut, Hsu Ching-kuang, mengatakan pager tersebut dibuat oleh perusahaan lain yang memiliki izin untuk menggunakan merek tersebut.

Foto-foto perangkat walkie talkie yang meledak di Lebanon yang ditinjau oleh Reuters menunjukkan panel internal berlogo ICOM dan dibuat di Jepang. Menurut situsnya, ICOM adalah perusahaan komunikasi radio dan telepon yang berbasis di Jepang.

Perusahaan tersebut mengatakan telah menghentikan produksi beberapa model radio genggam ICOM, termasuk IC-V82, yang sangat mirip dengan foto dari Lebanon. Produksi model tersebut dihentikan pada tahun 2014. Tonton video “Pembaruan ledakan pager Hizbullah: 12 tewas – 2.800 lainnya terluka” (fyk/rns)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *