Jakarta –

Surya Satypy, yang tinggal di Amerika Serikat, terkejut mendengar negara ayahnya, seorang kakek nenek. Dia segera memengaruhi kebingungan dan kehilangan yang tersesat.

Dia tidak ragu untuk mendengar kemiskinan Raypypy, apakah dia segera kembali ke Indonesia atau melanjutkan di kampus.

Sury Saatyy mengatakan:

Akhirnya, saudaranya, saudara lelakinya, Merdiani Octavia, mengatakan bahwa Ray Saharatapt meninggal. Surya Sauhatapty terus menangis ketika dia mendapat berita sedih.

“Sis Merdi Whatsapp meninggal. Jadi dia merasa dalam hidup berubah, merasa lemah dan (di sana), 30 menit, setiap 20 menit,” kata Soura Sahertapy.

Ratapan adalah hasil dari Surya Sahartip untuk mengalami trauma, karena ayah mereka telah dipindahkan ketika mereka sakit karena mereka belum menerima cukup banyak rumah.

“Saya dulu tahu bahwa ayah saya sakit pada tahun 2017

Selama pemakamannya, Surya Sualapty terus melakukan foto rayapy saat dia masih menangis. Pria yang bekerja sebagai guru di Amerika Serikat telah membantu menurun dengan tubuh Ray di Liang.

Rayphapty juga punya waktu untuk menggambarkan situasi Surya di Amerika Serikat, setelah mendengar kabar bahwa ayahnya meninggal. Raya mengatakan bahwa saudaranya terus menangis selama foto.

Putra ketiga Sahtapy dan Dewi Yull memanggil ayah untuk Raya untuk membeli tiket Pesawa di Indonesia.

“Jadi ketika dia mendengar berita itu, Sis Surya membeli tiket ke Jakarta,” kata Raya kepada pemakaman kemarin.

“Faktanya, itu berbahaya, karena Amerika telah mengubah presiden, sulit bagi para migran. Sis Surya menentang risiko ini, meninggalkan rumahnya untuk melihat ayah ayah,” lanjutnya.

Pemakaman Rayapty diadakan hari ini, karena dia sedang menunggu Sus Susa Satyi. Sekarang Ray Sahathy tidak lagi beristirahat dalam istirahat terakhir. Lihat video “Video: Ray Sahathy meminta Anda untuk dimakamkan di Sulawesi” (AHS / PUS)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *