Jakarta –
Pemerintah Indonesia telah memberikan berbagai insentif untuk kendaraan ramah lingkungan. Sayangnya, insentif ini terbatas pada kendaraan listrik. Sebenarnya, kendaraan ramah lingkungan yang mengurangi emisi ada banyak jenisnya. Mobil hybrid adalah salah satunya.
Namun, kenyataan pahitnya adalah adopsi mobil hybrid. Meski berkontribusi terhadap pengurangan karbon, mobil hibrida tidak mendapat insentif. Dari segi penjualan, mobil hybrid juga memberikan kontribusi yang sangat baik.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Mobil Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara memaparkan data penjualan mobil listrik dalam tiga tahun terakhir. Menurut Gaikindo, penjualan mobil hybrid tumbuh lebih cepat dibandingkan penjualan mobil listrik bertenaga baterai.
“Hibrida juga berkembang pesat. Kita perlu melihat agar masyarakat sadar akan hal itu,” kata Koko saat itu dalam diskusi tantangan dan peluang adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Berdasarkan data Kukuh, pada tahun 2023 penjualan mobil listrik di Indonesia hanya mencapai 17.051 unit, sedangkan mobil hybrid mencapai 54.179 unit. Jadi total tahun lalu sebanyak 71.230 unit.
PT Suzuki Indomobile Sales juga menyatakan sudah saatnya memperlakukan mobil hybrid setara dengan kendaraan full listrik. Karena selain mengurangi emisi, penjualan mobil hybrid juga terus meningkat yang secara langsung akan meningkatkan produksi dalam negeri sehingga akan meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Enam puluh persen volume penjualan Suzuki saat ini didorong oleh kendaraan hybrid,” kata Direktur Penjualan dan Pemasaran PT SIS 4W Doni Asmi Saputra saat berkunjung ke pabrik Suzuki di Sikarang, Jawa Barat.
Doney memperkirakan penjualan mobil hybrid akan terus tumbuh dan mengurangi emisi tanpa batas waktu.
“Jadi dari segi yang bisa menggerakkan pasar, ada 3 model baru, regulasi dan kondisi perekonomian. Semua (pemilik merek) sudah mencoba model baru, jadi salah satu yang bisa dilakukan pemerintah adalah memotivasi Pandemi kemarin adalah motivasi PPNBM , yang terbukti membantu pasar mobil. Kalau situasi saat ini lebih gencar, pasti berdampak pada angka penjualan,” ujarnya.
“Pembahasan PPN (hibrida mendapat pembebasan PPN) sudah berlangsung sejak tahun lalu dan saat ini hanya berlaku untuk kendaraan baterai (full electric vehicle). Secara aturan umum, kendaraan baterai dan hibrida sebenarnya akan ditanggung oleh LCEV pemerintah. melalui program “sebagai entry level, kalau bicara volume total, kita berharap partnya lebih banyak dari LMPV dan LSUV saat ini. . tambah Dhoni.
Doni juga menilai sudah saatnya untuk mempromosikan mobil hybrid yang ramah lingkungan, seperti kendaraan full electric, mengingat hybrid membantu mengurangi emisi dan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Kami berharap tidak ada ketimpangan dalam kebijakan, kami berharap semua yang mengikuti program LCEV bisa mendapatkan insentif yang sama, baik itu teknologi kendaraan hybrid maupun battery electric vehicle. Jumlah produk yang dihasilkan di Indonesia bisa meningkat,” ujarnya. menyimpulkan. donny Simak video “Suzuki Jimny 5 Pintu Warna-warni Ramah Keluarga, Harga Mulai Rp 520 Jutaan” (l/dry)