Jakarta –
Read More : Jadwal ESL Mobile Legends S6 Hari Ini: Blacklist International Vs Evos
Mengunjungi mall atau pusat perbelanjaan modern sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern, khususnya mereka yang tinggal di perkotaan. Tak heran jika kini banyak terdapat pusat perbelanjaan besar di Jakarta dan kota-kota lainnya.
Namun tahukah dokter mal mana yang pertama dan tertua di Indonesia? Jawabannya adalah Sarina yang resmi dibuka pada 15 Agustus 1966. Pusat perbelanjaan ini sudah berusia 58 tahun.
Menurut situs resmi Sarinah, mall pertama di Indonesia ini diprakarsai langsung oleh Presiden Sukarno. Pusat perbelanjaan modern ini didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 tanggal 17 Agustus 1962 dengan nama PT Department Store Indonesia.
Langkah tersebut bertujuan untuk memperlancar perdagangan produk dalam negeri dan mendorong perkembangan perekonomian Indonesia. Misi besar tersebut kemudian diwujudkan dengan membangun gedung Sarin di dalam penjara. MH Tamrin, Jakarta dan resmi bekerja pada tahun 1966.
Nama Sarina berasal dari nama salah satu wali masa kecil Presiden Sukarno. Kesan mendalam akan keagungan semangat sang pelindung tergambar dalam nama ini.
Karena seluruh modal pengembangan ini digunakan dengan uang publik, tentu saja Sarah sejak awal adalah perusahaan publik yang bergerak di sektor ritel, dan status kepemilikan tersebut berlanjut hingga saat ini.
Namun pada tanggal 10 April 1979, PT Department Store Indonesia berubah nama menjadi PT Sarinah (Persero). Sejak saat itu, Sarina terus berkembang, bahkan membuka cabang di Semarang, Jawa Tengah setelah perusahaan tersebut mendapat pendanaan besar dari pemerintah pada tahun 1980-an.
Hingga tahun 1990-an, gedung Sirene di Jl. MH. Temrin memulai renovasi pertamanya untuk menarik karyawan baru dan meningkatkan reputasi perusahaan. Singkat cerita, di tahun 2019 ini, Sarina kembali melebarkan sayapnya dengan terjun ke bisnis trading untuk mengekspor produk Sarina Home ke banyak negara.
Hingga akhir tahun 2020-an, Sarina bekerja di bawah naungan PT Aviasi Wisata (Persero) atau In Journey milik negara. Hal ini membuat Serena mampu bersaing dengan BUMN lain di bidang pariwisata dan hiburan yang sedikit banyak sejalan dengan bisnis intinya yakni ritel.
(fdl/fdl)