Yakarta –
Laninka Siamiyono berbagi pengalaman tentang tantangan aksesibilitas saat bepergian. Meminta perlunya fasilitas inklusif di tujuan wisata.
Kecacatan disabilitas Laninka dengan disabilitas disabilitas yang berbagi pengalaman aksesibilitas Anda adalah tantangan utama untuk bepergian.
“Atraksi wisata biasanya memiliki banyak tangga, jalan berbatu atau fasilitas yang tidak ramah untuk pengguna kursi roda,” kata Laninkra kepada Detiktravel, pada hari Sabtu (12/14/2024).
Untuk laninka, aksesibilitas bukan hanya masalah jalan datar, tetapi juga ketersediaan lift, landai dan fasilitas personel yang dapat berbicara sinyal.
Laninka menekankan pentingnya akses yang lebih inklusif di tempat -tempat wisata. Menurutnya, prioritas adalah prioritas.
“Kadang -kadang ada toilet kursi roda, tetapi ruangnya sempit, sehingga kursi roda tidak bisa masuk. Ini bahkan sulit,” katanya.
Dia mengatakan kondisi tersebut telah menunjukkan bahwa pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan para penyandang cacat dalam desain fasilitas wisata diperlukan.
Berdasarkan pengalaman Laninka, masih ada banyak tujuan wisata di Indonesia yang belum sepenuhnya baik kepada para penyandang cacat. Ini membuat banyak penyandang disabilitas sulit untuk menikmati liburan sepenuhnya, meskipun ada beberapa fasilitas dasar yang tersedia.
“Ketika saya mengunjungi Dufan, pada kenyataannya, pengguna kursi roda dapat mengakses banyak perjalanan, seperti roda keberuntungan. Namun, kita sering memiliki keterbatasan yang sering tidak dapat kita nikmati. Tidak sering, hanya waktu di restoran tanpa merasakan liburan.
Pengalaman menciptakan perasaan kekecewaan, terutama ketika biaya masuk pembayaran tidak sebanding dengan fasilitas yang diterima. Namun, Laninka juga menemukan beberapa tempat wisata yang cukup mendukung, seperti Nusontara Flower Park di Punck.
“Jalannya lembut, tetapi areanya sangat lebar untuk mendorong kursi roda menjadi lebih melelahkan,” katanya.
Laninka mengharapkan manajer tur untuk mulai memahami bahwa aksesibilitas tidak hanya untuk penyandang disabilitas, tetapi juga bermanfaat bagi kelompok lain seperti orang tua, ibu dan anak -anak Carrinho. Selain fasilitas fisik, pelatihan untuk petugas pariwisata juga sangat penting.
“Mungkin yang harus ditekankan adalah bahwa setiap individu memiliki hak untuk bahagia, dalam arti memiliki hak untuk berlibur. Sulit untuk memposisikan diri dalam perspektif orang lain, tetapi akan lebih baik jika pengusaha dan pengusaha turis Atraksi mulai berpikir tentang bagaimana melakukan tempat -tempat wisata menikmati semua lingkaran.
Laninka juga menekankan bahwa fasilitas disabilitas yang cukup akan memfasilitasi tugas staf atau pejabat di daerah wisata. Dengan cara ini, mereka tidak perlu mengalami kesulitan memberikan bantuan tambahan yang harus melebihi fasilitas yang sudah tersedia.
“Mungkin sedikit tambahan, karena tidak ada gunanya jika situs wisata dapat diakses, karena mereka menekuk. Aksesnya bagus, tetapi jika karyawan tidak tahu bagaimana membantu teman cacat, apa? Orang tidak cukup mengerti. Tangani teman Dengan teman -teman kebutuhan khusus atau penyandang cacat, ”kata Laninka.
Petugas terlatih dapat memudahkan penyandang disabilitas untuk menikmati atraksi seperti roda keberuntungan. Menurutnya, memahami cara mengelola penyandang cacat adalah kunci untuk menciptakan pengalaman wisata yang inklusif.
Pariwisata inklusif membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, manajer pariwisata dan masyarakat. Konstruksi fasilitas harus memperhatikan kebutuhan semua kelompok, termasuk penyandang disabilitas.
Laninka percaya bahwa, dengan perhatian dan tindakan khusus, kunjungan inklusif tidak hanya akan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para penyandang cacat, tetapi juga akan membuat pariwisata Indonesia lebih kompetitif di bidang global.
“Kami juga ingin merasakan liburan tanpa masalah,” kata Laninka.
Saat menyajikan fasilitas inklusif, pariwisata tidak hanya menawarkan pengalaman yang setara untuk semua kelompok, tetapi juga menciptakan lingkungan lingkungan yang nyaman dengan keengganan atau keterbatasan. Ini adalah langkah khusus menuju pariwisata Kinder, Adil dan Global. Lihatlah video “Play and Mount Elephants in Jumbo Park, Bintan” (Fem/Fem)