Denpasar –

Helikopter vs layang-layang masih menjadi topik hangat di Bali. Sepanjang Juli, 3 helikopter terjebak di layang-layang, namun tetap terbang.

“Kami belum memikirkan (penutupan), tapi kami pastikan dulu tidak ada pelanggaran pada layang-layang karena ada pembatasan ketinggian dan sebagainya,” kata I Wayan Jide Samsi, Ketua Satgas Pengendalian Layang-layang. Gunartha, di Detikbali, Rabu (31/7/2024).

Kepala Dinas Perhubungan Bali (DISHAB) mengungkapkan, Satgas Pengendalian Layang-layang belum mempertimbangkan untuk mengubah rute wisata helikopter tersebut. Samsi mengatakan dia sedang menyesuaikan diri.

“Dulu tidak ada heliport, sekarang ada. Makanya sudah mulai terbentuk jalur reguler untuk penerbangan wisata, jadi harus kita sesuaikan,” lanjutnya.

Samsi menambahkan, satgas berupaya memastikan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan layang-layang. Karena penduduk setempat mengetahui batas ketinggian saat menerbangkan layang-layang.

“Kalau main layang-layang di daerahnya tidak boleh, mereka ajak ke tempat lain atau mereka adakan festival. Makanya kita padu,” jelas Samsi.

Samsi mengatakan permasalahan terbang layang bukan hanya masalah penerbangan saja. Ada permasalahan lain yang perlu dipertimbangkan, misalnya anak-anak tersangkut kabel, layang-layang rusak berlarian ke jalan utama, dan tertabrak oleh anak-anak.

Nanti kita akan perbaiki Pergub (Pergub) dan ada Pergub Nomor 3 Tahun 2004 di tempat-tempat yang layang-layangnya tinggi, jelasnya.

Selain itu, Samsi mengatakan timnya akan mengambil pendekatan yang lebih akar rumput dan menciptakan kesadaran tentang zona merah untuk penangkaran komodo. Ia berharap desa adat juga tertarik dengan perkumpulan ini.

Di sisi lain, dengan adanya tiga kejadian pada Juli 2024 yang melibatkan helikopter yang terjerat jalur layang-layang, Samsi belum menilai efektif atau tidaknya pembentukan Satgas Layang-layang. Catat semua laporan yang masuk untuk pemantauan segera.

“Nanti kita lihat apakah jalur udara untuk keperluan pariwisata akan dipertimbangkan (aturannya) atau tidak. Ada Pergub 33 Tahun 2012 terkait penerbangan wisata,” jelas Samsi.

Samsi mengungkapkan, para pelaku wisata helikopter dan pembuat layang-layang telah dimasukkan dalam Satgas Pengendalian Layang-layang untuk mengambil tanggung jawab bersama. Jadi kalau melanggar juga akan dihukum dan semua akan dimintai pertanggung jawaban, ujarnya.

Sebelumnya ada kejadian lain dimana helikopter tersangkut tali layang-layang. Kali ini, helikopter berpenumpang dua orang tersebut terjebak di jalur layang-layang saat terbang di atas kawasan Garuda Visnu Kengana (GWK) Kuta Selatan, Bali pada Senin (29/7/2024).

Helikopter Robinson R66 dengan nomor registrasi PK-VPN dioperasikan oleh PT Volta Pacific Aviaci, kata Kepala Kantor Bandara Regional IV Augustinus Budi Hartono dalam keterangan tertulis yang diperoleh detikBali, Senin sore.

Augustinus menjelaskan, helikopter yang dikemudikan pilot Adhi Tri Budiono sempat tersangkut tali layang-layang pada pukul 09.46 Wita. Helikopter yang membawa dua penumpang itu kembali ke JAG Heliport antara JAG Heliport Nusa Dua-GWK-Uluwatu.

Helikopter menabrak layang-layang di dekat lokasi GWK. Setelah mendarat, teknisi melakukan pemeriksaan pada rotor utama dan rotor ekor dan tidak ditemukan kerusakan (memuaskan), tambah Augustinus.

Otoritas bandara Wilayah IV, lanjut Augustinus, segera berkomunikasi dengan Pj Gubernur Bali melalui Satgas Pengendalian Layang-layang pasca kejadian tersebut. Menurut dia, pemeriksaan dilakukan Dinas Perhubungan Provinsi Bali dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Provinsi Bali.

Ini merupakan kejadian ketiga pada Juli 2024 ketika sebuah helikopter terjebak di jalur Pattam. Peristiwa pertama terjadi pada 2 Juli 2024. Saat itu, helikopter menabrak jalur layang-layang di kawasan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. , Badung, Bali. Karena itu, helikopter tidak dapat melanjutkan penerbangan.

Peristiwa kedua terjadi di Desa Pekatu, Kuta Selatan, Badung pada 19 Juli ketika helikopter Bell 505 terjebak di jalur layang-layang. Tiga penumpang termasuk pilot dan dua awak selamat dari kejadian tersebut.

****

Artikel ini dimuat di detikBali.

Tonton video “Profil helikopter yang jatuh di Bali: Dibangun tahun 2018, biayanya $1,7 juta” (/bnl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *