Jakarta –
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti Denmark berjudul “Paparan jangka panjang terhadap kebisingan lalu lintas dan polusi udara serta risiko infertilitas pada pria dan wanita: studi kohort nasional Denmark” mengungkapkan adanya hubungan yang mengganggu antara paparan jangka panjang terhadap polusi udara PM2 halus. 5 dengan peningkatan risiko infertilitas pria.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis The BMJ pada 4 September 2024 juga menemukan bahwa kebisingan lalu lintas dikaitkan dengan peningkatan risiko infertilitas pada wanita di atas 35 tahun.
Seperti dilansir The Guardian, penelitian ini memilih partisipan yang sedang aktif berusaha untuk hamil, sehingga berisiko lebih tinggi mengalami infertilitas.
Jumlah respondennya adalah 526.056 laki-laki dan 377.850 perempuan berusia 30-45 tahun, dengan anak kurang dari dua, kumpul kebo atau menikah dan tinggal di Denmark antara tahun 2000 hingga 2017.
Orang yang telah didiagnosis menderita infertilitas dan telah menjalani prosedur untuk mencegah kehamilan tidak dilibatkan dalam penelitian ini.
Para peneliti juga menghitung rata-rata konsentrasi PM2.5 tahunan dan kebisingan lalu lintas di rumah masing-masing peserta dari tahun 1995 hingga 2017 dan mencatat diagnosis infertilitas dari daftar pasien nasional.
Hasil penelitian mengungkapkan, 16.172 pria dan 22.672 wanita didiagnosis infertilitas selama masa tindak lanjut 18 tahun, dengan rata-rata lebih dari empat tahun.
Setelah memperhitungkan faktor-faktor seperti pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, paparan PM2.5 tingkat tinggi selama lima tahun meningkatkan risiko infertilitas sebesar 24% pada pria berusia 30-45 tahun. Menariknya, PM2.5 tidak dikaitkan dengan infertilitas pada wanita.
Berikutnya: Pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap infertilitas
(suk/kna)