Jakarta –
Penjual beras mengatakan beras di Jakarta aman hingga panen berikutnya. Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Beras dan Penggilingan Beras Indonesia (Perpadi) Billy Haryanto mengatakan, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kini mencapai 45.000 hingga 50.000 ton beras.
Katanya, stoknya aman hingga panen berikutnya. Ia bahkan dapat memprediksi perkiraan musim kekurangan beras.
“Saat ini beras yang ada di gudang berjumlah 45.000-50.000 ton. Aman sekali untuk empat bulan ke depan,” kata Billy kepada deticcom, Rabu (22/5/2024).
Dia menjelaskan, penyimpanan di PIBC saat ini mencapai 35.000-40.000 ton. Artinya stok beras di Jakarta sudah melampaui batas aman.
“Biasanya 35-40 ribu ton. Sekarang (stok) 45-50 ribu ton,” imbuhnya.
Namun, dia mengatakan pemerintah harus berhati-hati terhadap harga beras. Jangan sampai harga beras naik seperti tahun lalu.
Menurut dia, pada tahun 2023 harga beras akan naik hingga $300 per kg. Menurut dia, pedagang membutuhkan stabilitas harga. Selain itu, daun padi di toko komersial juga tidak boleh kosong.
“Penjual ingin harga stabil, tidak seperti tahun lalu yang harganya naik hingga Rp 3.000/kg. Namun tahun ini kita harus hati-hati dan belajar dari tahun lalu. Beras tidak boleh berakhir di pasar saat ini,” ujarnya. ditambahkan.
Semula pemerintah telah membuat Cadangan Beras Negara (BPRS) sebanyak 1,8 juta ton. Bulog Bayu Krisnamurthy, Direktur Utama Perum, mengatakan angka tersebut sangat tinggi. Mungkin itu sebagai persiapan Bulog yang menghadapi kekurangan beras pada musim depan.
Makanya Bulog sekarang total kapasitasnya 1,8 juta ton. Ini sebagai persiapan kita menghadapi low season,” ujarnya kepada media di Balai Penggilingan Beras Bulog Karawang, Senin, 20/05. 2024). Selain itu, dia menjelaskan kekurangan beras pada bulan Juni disebabkan oleh kekeringan yang terjadi setiap tahunnya. Menurut dia, berdasarkan data BPS, Indonesia akan mengalami defisit sebesar 0,45 juta ton. “Kita sudah tahu musim hujan yang dimulai pada bulan Juni selalu singkat, melihat jumlah di bulan Juni yang sebesar 0,45 juta ton. lebih rendah dibandingkan Januari-Juni tahun ini”, tambah (das/das).