Jakarta –
Gareth Southgate telah membawa Inggris ke level yang belum pernah mereka capai dalam waktu lama. Prestasi pria berusia 53 tahun itu hanya bisa dilampaui oleh siapa saja yang mampu dinobatkan sebagai juara di negeri Raja Charles.
Southgate mengundurkan diri awal pekan ini setelah gagal membantu Inggris menjuarai Euro 2024 usai kalah dari Spanyol di final. Dia menjadi kapten Harry Kane dkk sejak 2016, mencatatkan 61 kemenangan dalam 102 pertandingan.
Ketika Southgate tiba, Inggris berada pada titik terendahnya. Mereka tersingkir secara memalukan oleh Islandia di babak 16 besar Euro 2016 dan diterpa skandal Sam Allardyce yang akhirnya mengundurkan diri meski baru melatih The Three Lions selama dua bulan.
Delapan tahun berlalu, Inggris telah menjadi tim yang disegani di Eropa dan dunia. Mereka menjadi runner-up Euro 2020 dan 2024 serta lolos ke semifinal Piala Dunia 2018 dan perempat final Piala Dunia 2022.
Ini merupakan torehan terbaik Inggris dalam setengah abad, hanya tertinggal dari kontribusi Sir Alf Ramsey dalam meraih gelar Piala Dunia 1966, di Euro 2024, Southgate membawa Inggris ke final turnamen yang digelar untuk pertama kalinya.
Southgate telah menetapkan standar tinggi untuk penggantinya. Piala Liga kini menjadi harga mati, baik itu Piala Eropa atau Piala Dunia kalau mau disebut yang terbaik.
“Gareth berada di urutan teratas, di belakang Sir Alf Ramsey yang menjuarai Piala Dunia. Jika Gareth menang Minggu lalu dia pasti bisa menyamai dia. Itulah yang akan dikenang Gareth,” kata mantan pemain internasional Inggris itu. Gary Neville di Sky Sports.
“(Manajer selanjutnya) harus meraih trofi untuk melampaui pencapaian Gareth,” jelas pemilik Three Lions yang sudah mengantongi 85 gelar itu.
Sejauh ini, beberapa nama bermunculan sebagai calon manajer Inggris, mulai dari Graham Potter, Eddie Howe, Mauricio Pochettino, Jurgen Klopp hingga Thomas Tuchel. (adp/ruang)