Jakarta –

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperingatkan akan adanya gangguan terhadap perdagangan global di tengah janji Presiden terpilih AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk dan ekspor yang lebih tinggi. Situasi ini muncul di tengah perekonomian dunia yang masih sangat dinamis.

“Kita tidak bisa menunggu prospek politik global membaik atau berharap yang terbaik,” kata Sri Mulyani KiTA kepada Associated Press.

Sri Mulyani mengatakan, pada masa jabatan keduanya, Trump berulang kali mengancam akan mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS seperti Brazil dan India. Pada saat yang sama, tarif sebesar 60 persen dikenakan pada Tiongkok.

“Dengan demikian, instrumen keuangan khususnya perdagangan, tarif menjadi instrumen persaingan, ketegangan politik, dan keamanan global. Hal ini berdampak langsung pada perekonomian,” ujarnya.

Sri Mulyani memperkirakan kebijakan Trump di pasar keuangan akan terlihat optimis sehingga menyebabkan lonjakan di pasar saham AS. Di sisi lain, pasar obligasi juga meningkat seiring meningkatnya utang AS.

“Kita harus memperkirakan pasar saham akan naik, imbal hasil AS akan turun, tapi yang terjadi adalah imbal hasil Treasury AS didorong oleh ekspektasi defisit pemerintah AS, sehingga imbal hasil Treasury AS naik. Mempengaruhi seluruh dunia, ”tambahnya.

Pasalnya, kondisi ini disebut-sebut akan berdampak pada seluruh dunia. Inflasi dan penurunan suku bunga AS (Fed rate) diperkirakan moderat.

Sri Mulyani mengatakan, “Karena kebijakan tarif dan kenaikan harga, potensi ini juga akan menekan inflasi di Amerika Serikat. Jadi masa depan penurunan suku bunga The Fed patut dipertanyakan apakah akan turun dan seberapa cepat,” kata Sri Mulyani.

Simak Videonya: Trump Tebar Ancaman ke BRICS, Anggota Parlemen PKB Imbau Negara Tak Takut

(Bantuan / rd)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *