Jakarta –

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan terdapat Kelebihan Saldo Anggaran (SAL) sebesar Rp 459,5 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. SAL mengumumkan awal tahun 2023 sebesar Rp 478,9 triliun.

“Penggunaan SAL sebagai sumber pembiayaan APBN TA 2023 sebesar Rp35,0 triliun. Dengan mempertimbangkan perubahan SiLPA dan SAL, maka SAL pada akhir tahun 2023 sebesar Rp459,5 triliun,” kata DPR ke-20 itu. Rapat Majelis Umum RI Masa Sidang V Tahun 2023-2024, Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2024).

Sri Mulyani menjelaskan SAL merupakan salah satu alat penting dalam pengelolaan APBN sebagai safeguard yang efektif dalam menjaga APBN itu sendiri dan menjaga perekonomian.

“Apa yang akan berlanjut dalam geopolitik pada tahun 2024, begitu pula masyarakat, terutama di tengah kondisi global yang penuh guncangan, tekanan, dan ketidakpastian?” dia menjelaskan.

Saldo surplus devisa (SiLPA) tercatat sebesar Rp 19,4 triliun. Sri Mulyani mengatakan SiLPA ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan SiLPA 2022 yang mencapai Rp 130,6 triliun.

“Penurunan SiLPA ini menunjukkan niat pemerintah untuk mengikuti rekomendasi DPR untuk melaksanakan APBN dengan lebih baik dan efisien guna mencapai SiLPA yang lebih sedikit,” jelasnya.

Skor SiLPA merupakan hasil defisit dan beban keuangan. Pendapatan anggaran tahun 2023 sebesar Rp356,7 triliun atau 74,32% dari rencana APBN sebesar Rp479,9 triliun. Sri Mulyani mengatakan pelaksanaan anggaran ini mengalami penurunan sebesar Rp234,3 triliun atau 39,65% dibandingkan pelaksanaan anggaran pada tahun 2022.

“Hal tersebut dicapai berkat penurunan defisit anggaran dan APBN secara signifikan yang memperkuat posisi APBN dan nilai SBN sehingga suku bunga SBN dapat diturunkan dan diumumkan pada harga diskon AS. dicapai dalam lingkungan yang meningkatkan kepentingan global untuk waktu yang lama,” katanya.

Sri Mulyani juga membeberkan posisi keuangan pemerintah dalam neraca per 31 Desember 2023 yang memiliki aset Rp13.072,8 triliun, liabilitas Rp9.536,7 triliun, dan saldo Rp3.536,1 triliun.

“Pada tahun 2023, penambahan modal ekuitas tanpa penilaian akan dilakukan untuk pertama kalinya sejak transisi ke akuntansi berbasis akrual.

Tonton juga video ‘Mohamad Nasir Ungkap Kurangnya Audit Dana Pendidikan Daerah’:

(di sini/gambar)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *