Jakarta –
Menteri Keuangan Sri Muliani Indavati mengakui bahwa ia mengecewakan mentornya, almarhum Mar’ie Muhammad, yang menjabat sebagai menteri keuangan di bawah kepemimpinan presiden Sohart ke -2. Kekecewaan Mar’ie atas dirinya terjadi ketika dia memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai menteri keuangan di bawah presiden keenam Presiden Susila Bambang Iudhoiono (SBI).
“Ketika saya harus mengundurkan diri dan pergi, dia sangat hancur dengan hati saya, sangat kecewa karena saya tahu, tidak banyak kata, tetapi saya menyesal mengapa saya bepergian,” kata Sri Muliani, saya “, kata Sri Muliani di Peluncuran biografi.
Bahkan, kita ingat Sri Muliani, sosok Mar’ie menjadi contoh baginya pada saat reformasi Kementerian Keuangan. Bahkan, ia meminta SBI untuk memberi Mar’ie dan Marsilam Simanjuntaku kesempatan untuk mengikutinya di Kementerian Keuangan. Dia mengatakan mereka berdua berkontribusi banyak pemikiran dengan membangun pelayanan keuangan murni pada saat itu.
Dia menceritakan sebuah kisah, dua karakter yang dia pilih sebagai teman, adalah contoh yang baik. Sri Muliani bahkan menyediakan kantor khusus untuk Direktorat Umum Pajak dan Direktorat Bea Cukai dan Cukai. Pada saat itu, ia meminta dua tokoh sebagai mata dan telinga dalam reformasi Kementerian Keuangan.
“Dua nama adalah Tn. Mary Muhammad dan Marsilam Simanjuntak. Mereka berdua dikenal sebagai orang murni, tidak bertentangan, orang -orang yang sangat berkomitmen dan sangat baik untuk menjadi kepercayaan yang paling dapat diandalkan, dan juga catatan suara saya,” katanya.
Sri Muliani mengatakan tidak ada enam bulan untuk pindah dari Indonesia ke Amerika Serikat (AS), Mar’ie diduga sakit. Sri Muliani tiba kembali ke Indonesia, Mar’ie meninggal 11 Desember 2016. Tahun.
“Ketika dia sakit, dan kemudian dia meninggal, aku baru saja kembali ke Indonesia. Itu belum berumur enam bulan, aku mendengar itu sakit, dan kemudian kehilangannya, temanku.”
Sri Muliani menambahkan, sosok Mar’ie adalah teman dan lebih tua yang membantunya memperkuat Kementerian Keuangan. Dia mengakui bahwa dia belajar banyak bahwa dia tidak dapat dengan mudah berkecil hati dengan mengemudi dan menghadapi berbagai hal.
“Ini adalah hadiah yang luar biasa, dan bagi saya hak istimewa juga merupakan suatu kehormatan untuk saling mengenal secara pribadi, bahkan bahwa kita dapat bekerja sama, bahkan kebijaksanaan darinya dan bahkan pengalaman berurusan dengan situasi yang tidak pernah mudah,“ dia selesai.