Jakarta –
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku heran mengapa masyarakat Indonesia mendengar kata utang seperti disetrum. Apalagi ketika pemerintah menambah utang untuk pembangunan.
“Karena di Indonesia saya tidak tahu kenapa, kalau kata menyalahkan itu seperti menyetrum orang. Artinya yang menyetrumnya adalah tuan,” tuturnya dalam pembelajaran reformasi keuangan Indonesia lalu. waktu. 8 tahun, dikutip dari YouTube BCA Solutions, Senin (30/9/2024).
Sri Mulyani mengatakan, selama ini dirinya berjuang untuk pembangunan Indonesia. Soal utangnya sendiri, kata dia, bukan soal nilai nominalnya, tapi bagaimana negara bisa memanfaatkan uang tersebut.
“Bagaimana menjalankan negara, pada dasarnya bukan soal naiknya nilai nominalnya. Karena kalau nilai nominalnya naik, PDB naik, pendapatan naik, itu perjuangan saya,” ujarnya.
Meski demikian, Sri Mulyani memperkirakan utang negara tetap sehat meski mengalami defisit. Menurutnya, jika ada kebutuhan pembangunan maka yang harus dilakukan untuk mencapainya adalah utang atau pajak.
“Ini semua sangat bagus, karena nanti saya sampaikan ke Menkeu, selera defisit Indonesia kecil. Kalau minta sesuatu harus ada, dan semua yang dibangun sumber dayanya harus dari utang atau harus dari utang. melalui pajak.” menyimpulkan
Simak Videonya: Luhut Sebut Tak Ada Kekhawatiran Jika Utang RI Tertunggak Rp 800 T
(tambah/balas)