Jakarta –

Pusat Grosir Cililitan (PGC) merupakan salah satu pusat perbelanjaan terlengkap di Jakarta Timur, tepat di Jalan Mayjen Sutoyo No. 76, Kramat Jati. Di sana Anda bisa menemukan segalanya mulai dari pakaian, kosmetik, ponsel, laptop.

Sejak pertama kali dibuka pada tahun 2004, pusat grosir ini selalu ramai dikunjungi pembeli. Pengunjung hariannya bisa mencapai puluhan ribu orang.

Pencapaian ini juga berujung pada pembangunan PGC 2, perluasan gedung mal yang dilengkapi fasilitas transit modern. Namun, siapa pemilik PGC Mall?

Ini Wahu Devanto pemilik PGC Mall. Menurut situs resminya, mal grosir ini mulai dibangun pada tahun 2002 dan diresmikan pada tanggal 30 April 2004 oleh Gubernur Jakarta saat itu, Sutioso.

Seluas 1,6 hektar, pasar ini dipenuhi lebih dari 2.000 toko komersial. Sebagai salah satu mall terlengkap, PGC dikunjungi puluhan ribu orang setiap harinya.

Pada bulan November 2006, PT Waxana Cipta Sejahtera membangun PGC 2 sebagai perpanjangan dari gedung sebelumnya di pasar tersebut. Sekitar 970 unit toko ditambahkan. Pasar ini juga dilengkapi dengan bangunan-bangunan modern yang sedang dibangun, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Jakarta.

Saat itu, PGC merupakan satu-satunya pusat perbelanjaan di Indonesia yang pintu masuk dan keluar halte Transjakarta langsung terhubung dengan gedung tersebut. Pusat grosir ini juga merupakan pasar pertama di basement gedung yang dilalui bus Transjakarta.

Halte bus yang terintegrasi dengan mal dirancang untuk memudahkan pengunjung menjangkau PGC dan sekitarnya dengan kendaraan umum.

PGC merupakan salah satu mall yang terdampak Covid-19. Sejak saat itu, pasar tersebut sepi pengunjung. Sekarang banyak toko yang tutup, dan bisnis yang buka jarang memiliki pelanggan.

Berdasarkan laporan keuangan, banyaknya toko yang ditutup PGC disebabkan oleh menurunnya bisnis pedagang. Hal ini disebabkan rendahnya jumlah pengunjung mal grosir.

“Ada yang libur, tapi kebanyakan sepi. Peredarannya melambat, apalagi sejak COVID-19. Kebanyakan tutup, sepi,” kata Ria, salah satu penjual batik PGC.

Kemerosotan bisnis menyebabkan para pedagang tidak mampu membayar sewa toko. Akibatnya, mereka memutuskan untuk menutup toko tersebut.

β€œHanya satu, saya tidak bisa bayar karena pinjamannya mahal, sudah tutup, kalau mau buka segel harus bayar,” kata Dela, pedagang PGC lainnya.

Namun masih banyak toko lain yang masih buka di pasar PGC. Masih ada toko yang menjual pakaian, sepatu, hijab, mainan, aksesoris dan jasa.

Bahkan saat lebaran 2024, pusat grosir ini ramai dan menjadi tempat banyak orang mencari baju lebaran.

Berikut adalah diagram pemilik pasar PGC dan status mal saat ini.

Lihat juga episode unggulan minggu ini: Kisah Leah Bear dan Pasukan Cacing

(azn/fds)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *