Jakarta –
Kempinski Hotel Indonesia adalah salah satu hotel paling bersejarah di negara ini. Hotel ini telah berdiri sejak tahun 1962 saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-4. Namun tahukah Anda siapa pemilik hotel bersejarah ini?
Mengutip situs Ensiklopedia Sejarah Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu (5/4/2024) hotel ini awalnya dirintis oleh Presiden Sukarno dan dirancang oleh arsitek Amerika Abel dan Wendy Sorensen.
Saat itu, ide pembangunan hotel bintang lima pertama di Asia Tenggara dikait-kaitkan dengan Asian Games ke-4 di Indonesia. Oleh karena itu, pembangunannya dimulai pemerintah pada tahun 1959 dan diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden Sukarno.
Karena dibangun oleh pemerintah, tentunya hotel tersebut juga milik pemerintah. Hotel ini dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara PT Hotel Indonesia Natour (HIN).
Dalam perkembangannya, Hotel Indonesia juga menjadi tempat menginap para tamu negara yang berkunjung ke Indonesia. Misalnya, pada akhir tahun 1962, Presiden Sukarno mengadakan jamuan makan malam untuk Pangeran Kamboja Norodom Sihanouk, yang sedang berkunjung ke Indonesia.
Kemudian Presiden Filipina Diosdado Macapagay juga mengunjungi hotel tersebut pada tahun 1964. Selain sebagai tempat tamu negara, Hotel Indonesia juga menjadi tempat acara kebudayaan dan pertunjukan seni kelas dunia.
Setelah lebih dari 40 tahun berdiri, PT HIN telah membuka proposal pengelolaan lahan eks Hotel Indonesia. Tender tersebut kemudian dimenangkan oleh PT Cipta Karya Bumi Indah, anak perusahaan Djarum Group.
Saat itu, emiten milik Hartonos bersaudara itu memenangkan tender melalui skema BOT (Build, Operate, Transfer).
Tak lama setelah itu, Hotel Indonesia ditutup sementara untuk renovasi besar-besaran. Hotel tersebut kemudian dimiliki oleh Kempinski Hotel S.A., salah satu grup hotel mewah tertua di Eropa. Mengadakan.
Kemudian mereka mengganti nama Hotel “Indonesia” menjadi Hotel “Indonesia Kempinski”. Hotel ini dibuka hari ini setelah grand opening pada tanggal 20 Mei 2009 oleh Presiden Susila Bambang Yudhoyana.
Menurut situs resmi Hotel Indonesia Kempinski, hotel bersejarah tersebut kini memiliki 289 kamar dan suite, berbagai restoran dan bar, ruang pertemuan mewah kecil dan besar, kolam renang dan pusat kebugaran, serta spa tradisional. (fdl/fdl)