Jakarta –

Baru-baru ini, video seekor tikus sedang mencicipi kue kering di etalase toko Dough Lab menjadi viral. Video tersebut dibagikan di jejaring sosial X (sebelumnya Twitter) dan dilihat oleh 251.000 pengguna.

Dough Lab merupakan brand kue kering buatan tangan yang memiliki gerai di berbagai lokasi seperti Jakarta, Bogor, Bali, dan Surabaya. Siapa sebenarnya pemilik laboratorium adonan?

Menurut situs resmi mereka, Dough Lab memiliki awal yang sederhana. Merek ini dimulai pada bulan Desember 2017 dengan kue yang dibuat di dapur rumah pendiri Hana Makarim.

Dari sana, Lab Adonan dengan cepat berkembang menjadi dapur yang sepenuhnya profesional, menciptakan berbagai kue kering buatan tangan dengan kualitas terbaik.

Pada tahun 2019, Dough Lab membuka toko pertamanya di Senopati, Kebayoran Bari. Pada tahun 2024, brand roti ini telah berkembang pesat dan memiliki 19 lokasi di Jakarta, Bogor, Bali, dan Surabaya. Selain makanan penutup, Dough Lab kini menawarkan item menu lain seperti pilihan cupcakes dan es krim kopi pada menu minuman instan.

Keunikan laboratorium adonan terletak pada variasinya. Setiap versi kue memiliki ciri khasnya masing-masing. Salah satunya, OG, kue pertama Hannah, kue keping coklat seukuran gigitan, adalah kenikmatan klasik feminin.

Favorit lainnya, The Flower Child, brownies vegan yang diisi dengan keping coklat hitam, mewakili seseorang yang baik hati dan penuh harapan.

Dengan kepribadian berbeda di setiap pilihannya, kue tersebut hadir dari pertemuan Hana dengan wanita kuat dan unik yang menginspirasinya. Keunikan Cake di Dough Lab adalah wanita yang ditemui Hannah mengenalinya.

Hana dan tim Dough Lab mengakui bahwa mereka sangat bangga dan peduli dalam menciptakan kepribadian setiap kue seperti halnya dalam membuat kue itu sendiri.

(fdl/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *