Jakarta –
Karena banyaknya wisatawan yang datang ke Santorini, pihak berwenang Yunani mengimbau warganya untuk tidak keluar rumah. Para turis berhenti dan tidak mau datang lagi.
Pekan lalu, Santorini menerima 11.000 penumpang kapal pesiar. Mereka berjalan mengelilingi pulau setiap hari.
Prospek berkeliling Santorini bersama ribuan orang ternyata menjadi mimpi buruk. Begitulah pendapat seorang turis asal Inggris bernama Debbie Bustin.
Dia adalah salah satu dari mereka yang bersumpah “tidak akan pernah lagi” setelah melakukan perjalanan ke pulau itu.
“Saya ngeri melihat keledai naik turun bukit setiap hari dengan pengunjung di punggungnya saat cuaca panas,” ujarnya kepada The Mirror, Rabu (31 Juli 2024).
“Jalan kecil itu banyak pengunjung dan masyarakat yang siap menyaksikan matahari terbenam menjelang matahari terbenam. Luar biasa dan menjadikan momen romantis yang ingin dinikmati karena harus berjuang keras untuk melihat keramaian,” ujarnya. Dia berkata.
Ketika matahari terbenam, itu seperti evakuasi massal dan ribuan orang turun ke jalan-jalan dan Anda harus berdesak-desakan dengan orang-orang untuk keluar dari tempat itu,” katanya.
Kisah serupa diceritakan oleh Samantha Morris, yang tiba dengan kapal pesiar di sepanjang pantai Santorini. Kemudian dia melihat tiga kapal lain telah datang di depannya.
“Kemudian butuh waktu lama saat perahu melaju untuk mengangkut penumpang dari kapal pesiar ke pulau. Kami memutuskan untuk naik speed boat untuk mengantar Anda dari dermaga ke bus menuju Oia,” ujarnya.
“Namun, sesampainya di sana, Anda merasa seperti sekawanan domba digiring melalui jalan sempit karena banyaknya orang di pulau itu. Lalu kami naik bus dari Oia ke Fira, namun saat itu kami juga ikut. banyak, jadi kami langsung naik kereta gantung kembali ke perahu daripada menjelajahi Fira,” tambahnya.
Setiap tahun, sebanyak 3,4 juta orang pergi ke pulau Aegean untuk berjalan-jalan di sekitar gedung-gedung putih dan matahari terbenam yang terkenal. Sejak pembatasan dilonggarkan, jumlah wisatawan ke Yunani meningkat secara signifikan.
Kini, dua tahun setelah larangan perjalanan dicabut dan Yunani dilanda krisis, masyarakat tampaknya takut terhadap kerumunan orang dan upaya tersebut. Kapal penjelajah juga menyerukan pembatasan pengunjung untuk mengurangi dampak negatif dari perjalanan berlebihan.
Walikota Nikos Zorzos juga secara aktif mendorong pembatasan, meminta pengurangan dari sekitar 17,000 wisatawan setiap hari menjadi 8,000. Dia juga mengatakan kepada pihak berwenang selama bertahun-tahun untuk tidak lagi menambah tempat tidur di pulau itu. Saksikan video “Menikmati suasana ala Santorini di Kepiting 1818 Majalengka” (sym/fem)