Jakarta –
Bepergian dengan pesawat merupakan kegiatan yang lumrah di zaman modern saat ini. Namun, ternyata menerbangkan pesawat bisa membuat pria impoten. Mengapa?
Melansir Daily Star, Jumat (12/7/2024), hal itu dilansir pakar medis di Inggris. Mereka memperingatkan bahwa pria yang suka bepergian dengan pesawat mungkin memiliki masalah dengan kejantanannya.
“Penerbangan, apalagi jika dilakukan di dalam pesawat, bisa berdampak pada tubuh kita, entah itu dehidrasi, duduk lama, jet lag, atau stres, semua itu bisa menyebabkan gangguan ereksi,” kata apoteker Chemist Click, Abbas. Cukup denganmu.
Salah satu penyebab risiko tersebut adalah penumpang terpaksa duduk di kursi dalam waktu lama dan menyebabkan sirkulasi menjadi terganggu.
Penis terdiri dari dua ruangan yang disebut ‘corpora cavernosa’, yang membentang di sepanjang penis. Setelah rangsangan seksual, otak dan saraf lokal menyebabkan otot-otot corpora cavernosa menjadi rileks, memungkinkan darah masuk dan mengisi ruangan tersebut. Aliran darah menyebabkan penis membesar sehingga menyebabkan ereksi,” kata Kanani.
Menurut Wales Online, disfungsi ereksi (DE) berkaitan dengan aliran darah atau aliran darah ke area genital saat harus terangsang.
Selain itu, perjalanan jauh dalam zona waktu tidak hanya berdampak pada kantung mata, tapi juga berdampak pada hormon testosteron.
Meski testosteron, hormon utama yang berhubungan dengan libido pria, cenderung menurun seiring bertambahnya usia, kebiasaan tidur yang buruk juga memengaruhi hormon ini, kata Kanani.
Ia menambahkan, testosteron rendah bisa sangat berbahaya selama hubungan intim. Selain itu, rendahnya kelembapan di dalam kabin juga mempunyai dampak tidak langsung.
“Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan volume darah, dan dapat mempengaruhi sirkulasi yang semuanya berkaitan dengan fungsi ereksi,” ujarnya.
Terbang juga disebut dapat meningkatkan stres dan kecemasan, terutama ketika pelancong dihadapkan pada kejadian tak terduga seperti penundaan penerbangan, ketinggalan penerbangan, dan masalah lainnya. Stres yang diakibatkannya disebut-sebut memicu DE psikologis, atau suatu bentuk impotensi yang disebabkan oleh faktor psikologis.
“Banyak ahli percaya bahwa saat stres, aktivitas di bagian non-esensial otak mulai berkurang, termasuk reseptor yang bertanggung jawab mengendalikan ereksi,” lanjut Kanani.
DE kronis dapat menyebabkan kecemasan seksual atau kondisi yang disebabkan oleh ketakutan akan ereksi. Pemicu tersebut dapat menyebabkan perubahan fisik pada tubuh seperti jantung berdebar kencang, kejang otot, pernapasan cepat bahkan tekanan darah tinggi karena tubuh bereaksi terhadap stres.
“Menanggapi situasi stres, tubuh memproduksi hormon kortisol yang dapat menekan hormon seks pada pelancong sehingga menyebabkan penurunan libido,” ujarnya.
Selain itu, obat anticemas atau obat tidur yang sering diminum wisatawan saat bepergian disebut-sebut memiliki efek samping berupa disfungsi ereksi. Dia menyarankan penumpang untuk minum banyak air selama dan setelah penerbangan dan sesekali berjalan di sekitar kabin.
“Anda juga harus rutin bangun dari tempat duduk dan melakukan peregangan serta berjalan di sekitar kabin untuk menjaga sirkulasi darah tetap baik. Saat bepergian sebaiknya ikuti pola makan seimbang dan olah raga teratur. , dan cobalah mempraktikkan obat pereda stres seperti obat pesawat.” sarannya. Tonton video “Sukhoi Superjet 100 Jatuh di Moskow, 3 awaknya tewas” (wkn/wkn)