Jakarta –
Multiple myeloma adalah jenis kanker darah yang menyerang sel plasma di sumsum tulang. Sedangkan kasus multiple myeloma di Indonesia menduduki peringkat ke-19 dengan total 3.289 kasus berdasarkan data Globocan 2022.
Jenis kanker ini terjadi ketika sel plasma abnormal tumbuh berlebihan dan tidak terkendali sehingga mengganggu sel sehat di sekitarnya.
Dalam hal ini, sel kanker juga menghasilkan antibodi yang tidak normal. Selain tidak mampu melindungi tubuh dari infeksi atau penyakit lain, penumpukan antibodi yang tidak normal juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
Gejala multiple myeloma berbeda-beda dan bergantung pada masing-masing pasien. Pada tahap awal, multiple myeloma mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Saat gejala mulai muncul, biasanya penderitanya mengeluh nyeri tulang, terutama di bagian tulang belakang.
“Khususnya multiple myeloma itu nyeri, dan yang paling tinggi nyerinya. Yang kedua, kelelahan, kelelahan yang tidak biasa, dan kalau lemah mungkin bukan kelelahan atau kelelahan,” kata dr Kosvedi Erawan, SpPD KHOM saat ditemui di MRCCC Siloam. RSUD Semanggi.
Menurut Dr. Cosphiadi, nyeri merupakan salah satu gejala yang sering dialami pasien. Kondisi ini disebabkan oleh terkikisnya sebagian tulang.
“Sayangnya, tidak mungkin melihat dengan X-ray sebelum 30 persen kerusakannya terjadi, sehingga diperlukan MRI. Makanya, sesuai konsensus internasional, kami minta kalau MRI melihat sampai 5 milimeter, itu adalah gejala dari hal itu.” “Kemungkinan multiple myeloma, nyeri luar itu normal,” ujarnya lagi. Tonton video “Hanung Bramantyo berikan Rp 200 juta untuk operasi saraf terjepit” (suc/naf)