Jakarta –
Ada beberapa kondisi yang memerlukan pengangkatan paru-paru. Ada beberapa kondisi medis yang mengharuskan seseorang menjalani operasi pengangkatan paru-paru, antara lain kanker dan penyakit menular.
Dalam dunia kedokteran, pembedahan untuk mengangkat paru-paru disebut pneumonektomi. Setelah semua prosedur selesai, pasien hidup hanya dengan satu paru-paru.
Paus Fransiskus juga mengalami hidup dengan satu paru-paru. Pemimpin Gereja Katolik terkemuka dunia itu menjalani operasi pengangkatan paru-paru akibat masalah kesehatan yang dihadapinya saat remaja.
“Ketika dia masih muda, tidak ada pengobatan antibiotik spektrum luas, dan mungkin paru-parunya atau bagian paru-parunya sudah cukup parah sehingga harus diangkat,” kata Schaffner, mantan presiden National Infectious Disease Foundation. Penyakit dibahas dalam sejarah.
Dikatakan juga mengalami komplikasi batuk atau radang selaput dada. “Batuk rejan menyebabkan penyakit pada saluran bronkial dan dapat menyebabkan infeksi kronis,” kata Schaffner.
Lantas, bagaimana rasanya hidup dengan satu paru-paru?
Mengutip Medical News Today, paru-paru merupakan organ utama dalam tubuh manusia dan bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Paru-paru juga membantu membuang gas sisa setiap kali bernapas.
Meskipun kedua paru-paru itu ideal, seseorang dapat hidup dan berfungsi tanpa salah satunya. Memiliki satu paru-paru tetap bisa menjalani kehidupan relatif normal.
Namun, memiliki satu paru dapat membatasi kemampuan seseorang dalam berolahraga. Meski begitu, banyak atlet yang kehilangan fungsi salah satu paru-parunya masih bisa berlatih dan melanjutkan olahraganya.
Tubuh biasanya beradaptasi terhadap perubahan ini melalui beberapa cara. Misalnya, paru-paru yang tersisa sedikit mengembang untuk mengisi ruang yang ditinggalkan oleh paru-paru yang hilang. Seiring waktu, tubuh juga belajar mengganti oksigen.
Namun paru-paru seseorang tidaklah lengkap, seperti halnya orang yang memiliki dua paru-paru. Penderita penyakit paru-paru harus belajar beradaptasi secara bertahap terhadap perubahan ini. Tonton video “37.000 orang di Jepang akan mati sendirian pada paruh pertama tahun 2024” (suc/kna)