Jakarta –
Indonesia diprediksi akan mengalami musim kemarau atau kekeringan pada bulan Agustus. Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional, mengatakan situasi tersebut telah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Bulan Agustus akan terjadi kekeringan, prediksi BMKG. Oleh karena itu, di daerah gelap (dalam pemaparan) curah hujan akan berkurang. Kalau curah hujan berkurang, berarti kita sangat mengandalkan saluran irigasi teknis,” dia mengatakan tentang inflasi. rapat koordinasi, Senin (5/8/2024) YouTube Kementerian Dalam Negeri.
Sejumlah kabupaten rawan kekeringan di Arief sebagian besar merupakan sentra produksi beras nasional. Daerah yang diperkirakan akan mengalami kekeringan adalah, pertama, Provinsi Sumatera Selatan yang menyumbang 24,80% produksi beras Sumatera sebesar 6,56 juta ton per tahun.
Kemudian, Jawa Timur menghasilkan 32,17% dari total produksi beras Pulau Jawa yakni 17,37 juta ton per tahun. Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan 51,39% produksi padi.
Selain itu, kekeringan juga diperkirakan terjadi di sentra produksi beras Sulawesi Selatan. Meski produksi provinsi ini memberikan kontribusi yang cukup besar, namun menyumbang 69,96% terhadap produksi Pulau Sulawesi, yaitu 4 juta ton per tahun.
Menurut Arief, berdasarkan perkiraan kerangka model regional (KSA), produksi pada Agustus dan September akan meningkat dibandingkan Juni dan Juli. Data KSA menunjukkan produksi sebesar 2,66 juta ton pada bulan ini dan 2,96 juta ton pada bulan September, naik dari 2,06 juta ton pada bulan Juni dan 2,18 juta ton pada bulan Juli.
Namun, menurut Arief, setiap tahun produksinya turun tajam. Hal ini juga menjadi perhatian pemerintah untuk meningkatkan perawatan dini.
“Produksi kita proyeksikan bersama BPS KSA, kita melihat upaya yang dilakukan Kementerian Teknologi, Pertanian dan Menteri Negara untuk meningkatkan perkiraan tersebut. Namun yang kami pahami adalah tren ini tidak pernah berubah. teringat akhir zaman: “Mas Arief Sekda, ini akhir tahun,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (baru-baru ini) Andi Amran Sulaiman juga mengungkapkan risiko kekeringan di Indonesia mulai bulan depan hingga akhir tahun. Menurutnya, hal tersebut mengancam produksi pangan di masa depan.
Poin penting Agustus, September, November, Desember. Pertanian siaga penuh, tidak ada tanggal merah, semua brigade turun ke lapangan,” ujarnya di Dewan Koordinasi. Optimalisasi program pemompaan dan optimalisasi lahan basah di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (29/7/2024).
Menurut Amran, kekeringan tersebut disebabkan cuaca terlalu panas atau El Nino yang masih terjadi hingga saat ini. Untuk itu Kementerian Pertanian telah menyiapkan pompa untuk memompa air ke daerah kekeringan. (apa saja / kilo)