Jakarta –

Read More : Tuchel Disebut Tak Akan Sanggup Atasi Tekanan di MU

Komisi

“Kalau begitu saya akan tembus pagu indikatif sebesar Rp11.557.368.948.861, setujukah kalian semua? Saya setuju,” kata Ketua KPU.

XI. Panitia DPR RI dan OJK sempat berdiskusi panjang soal Anggaran. Sengketa itu muncul karena usulan anggaran OJK sebesar Rp 13,2 triliun. Dalam paparan anggaran OJK yang paling menonjol, anggaran pengadaan aset mencapai Rp 2 triliun.

Anggaran akuisisi aset tersebut meliputi gedung perkantoran Rp 1,3 triliun, infrastruktur IT Rp 470 miliar, hak pakai Rp 167 miliar, dan akuisisi aset lain-lain Rp 88 miliar.

Yang menarik jika dibandingkan dengan tahun 2024 pada 3 tahun pertama (merujuk pada data anggaran pembelian aset), kata Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK.

Lalu Mahendra berkata di XI. Wakil Ketua DPR Dolfie O.F.P. Menurut Dolfie, anggaran pembangunan dan penataan kantor sebesar Rp 1,3 triliun belum bisa disetujui sepenuhnya karena OJK masih memiliki berbagai PR (PR).

“Bagaimana kalau di BPK masih ada catatan yang kita khawatirkan kemarin. Jadi ini yang pertama. Kalau nanti ada keputusan tentu kita dukung. Bagaimana kita bisa mendapatkan kembali dukungan catatan BPK itu? lihat solusinya dulu,” ujarnya.

Mahendra kemudian menjelaskan anggaran pembangunan gedung tersebut. Anggaran tersebut dibutuhkan untuk membangun kantor OJK di wilayah tersebut, karena situasinya cukup memprihatinkan.

“Ada beberapa tempat usaha, di gedung semi permanen, kenapa sudah disampaikan jadwalnya. Sedangkan untuk kantor pusat, angka di atas hanya mengacu pada pembuatan ruang kantor yang fleksibel. Bukan. Membangun gedung karena kami memahami bahwa hal ini membutuhkan waktu tersendiri, baik dari segi kebutuhannya” jelas Mahendra.

Faktanya, OJK belum membangun gedung kantor di ibu kota nusantara (IKN). Sebab menurut Mahendra, masalahnya adalah uang.

“Kami mulai merencanakan sisanya di IKN sebagai gambaran. Kalau IKN, OJK satu-satunya antara BI dan LPS yang belum ada terobosan. Karena masalahnya ada di anggaran ini. Jadi jelas kami tidak ingin anggaran itu jadi. tidak jelas “- katanya.

Namun menurut KPU

“Di setiap ADK kita lihat detailnya bisa dibuat lebih efisien. Ada luarannya, untuk regulasi, kajian, nilai keluarannya berbeda-beda tiap ADK dari segi tugasnya. Kami yakin bisa lebih efisien. Lihat caranya Hasilnya ada yang sampai 100 laporan, laporan kegiatan, macam-macam, jadi kita pikir bisa lebih efisien,” ujarnya.

Lalu XI. Menurut Ketua Komite DPR Kahar Muzakir, anggaran OJK terlalu besar. Menurut kementerian atau lembaga negara, jumlahnya tidak lebih dari 30%.

Berapa kenaikannya dibandingkan tahun sebelumnya, Rp 5 triliun. Lompatan di republik ini jarang tumbuh seperti ini. Jarang sekali tumbuh. TNI hanya bisa tiga, Polri dan PUPR, tapi tidak pernah tumbuh 30 % “Di sini (OJK) naik dari Rp 8 triliun menjadi Rp 11 triliun jadi hampir 35%, lebih dari 40%,” ujarnya (van/das).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *