Yogyakarta –
Read More : Makan Bergizi Gratis Dimulai, Gibran: Bertahap di 26 Provinsi
Steker bersejarah di jogja sekarang telah ditutup untuk umum. Berikut adalah kisah lengkap tentang pluglot gading dari awal hingga dibangun sejauh ini:
Plugtgkt Gading telah secara resmi ditutup untuk penduduk sejak Sabtu, 15 Maret 2025, telah dibuka untuk umum selama beberapa dekade. Jika kita melihat kisah Gading Plugt, bangunan ini tampaknya telah berumur ratusan tahun sejak awal bangunannya.
Berdasarkan catatan sejarah, ada lima tempat di sekitar Istana Yogyakarta di masa lalu. Namun, hanya ada dua yang tersisa, yaitu colokan pergi dan plug -in wijilan.
Tidak heran otoritas terkait memiliki keputusan untuk menjaga bangunan. Sebelum benar -benar ditutup, seperti sekarang, plugkt gading melewati cerita yang sangat panjang. Menurut sejarah lengkap plugasi gading: 1. Pengembangan awal
Untuk meringkas dari buku Drs Tamansari Djoko Soekiman et al. Gerbang ini terletak di selatan Lapangan Selatan dan masih utuh.
Kompleks ini dibangun di sekitar istana pada 1704 dalam kalender Jawa atau sekitar 1778 Masehi. Benteng ini berbentuk persegi panjang dengan panjang sekitar satu kilometer.
Benteng terdiri dari dua lapisan dinding tebal yang berisi tanah di antara dua lapisan dan menciptakan struktur perlindungan yang stabil. Ada suspensi izin di setiap sudut benteng.
Plenglkt Nirbaya memainkan peran penting dalam sistem perlindungan Istana Jogja. Gerbang ini dilindungi oleh pasukan istana dan di depannya adalah jembatan pengangkat (menggantung Kincit), yang melintasi parit, yang diisi dengan air jernih dari Sungai Wemana.
Hanya pada pukul 6:00 dan 6:00 malam Jembatan ini berkurang, sementara jembatan didirikan di luar jam untuk mencegah akses ke benteng.
Nama ‘Nirbaya’ memiliki makna “bahaya -bebas” khusus, yang mencerminkan fungsinya sebagai gerbang utama raja, yang ingin keluar dari istana untuk ritual penting, termasuk perjalanan terakhir ke pemakaman Kings Mataram di Imogiri.
Oleh karena itu, plug -di tidak pernah memiliki nilai simbolis yang mendalam dalam tradisi Istana Jogja. Kondisi benteng dan daerah sekitarnya telah ditarik dalam salah satu lagu Javania lama, lagu Mijil.
Teks -teks berikut dari lagu Mijil:
Ing Mataram Betgira Inggilngbengi Kadongenglkt Lima Mung Papat Masalah oleh Jero, Toyanira Weningur Pinacak Sajigayam juga Lurung.
Jika diterjemahkan ke Indonesia, sarana berikut.
Mataram dengan Chester Tinggenikar Istanabelpintu Gate Lima, hanya empat yang mengumumkan, airnya jernih dan dipagari bersama dengan gayam kayu runcing di sepanjang jalan.2. Kemudian parit dikonversi menjadi satu cara
Seiring waktu, sistem pertahanan Istana Jogja telah diubah secara signifikan, termasuk parit di sekitar benteng. Menurut sisi resmi Kantor Pariwisata DIY, parit, yang dulunya merupakan penghalang alami terhadap serangan musuh, memiliki lebar sekitar 10 meter dan kedalaman 3 meter.
Air disalurkan dari Sungai Winongo, yang rusak di utara desa Pingit dan kemudian diteruskan di sekitar kompleks istana.
Namun, pada tahun 1935, parit ini secara bertahap mengubah fungsi sampai akhirnya menghilang. Tidak diketahui persis kapan fungsi fungsi dimulai dan bagaimana level terjadi.
Apa yang jelas bahwa parit, yang sebelumnya bertindak sebagai perlindungan istana, akhirnya disimpan dan digunakan sebagai jalan raya yang sekarang digunakan untuk lalu lintas umum. Akhirnya mencolokkan kunci gadu
Selama beberapa dekade, Plenglkt Gading telah menjadi akses ke lalu lintas publik, yang merupakan rute penting bagi penduduk dan pengemudi yang melintasi wilayah Jeron Beteng.
Meningkatkan kepadatan lalu lintas dan kondisi fisik bangunan, yang semakin terbuka untuk mendorong pemerintah, untuk mengambil tindakan manajemen yang ketat.
Pada 10 Maret 2025, Badan Transportasi Wilayah Khusus Yogyakarta (Dishobub DIY) mulai mengoperasikan teknologi lalu lintas untuk teknologi lalu lintas dengan sistem Away (SSA) di Gading atau Plugt. Nirbaya.
Panduan ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan mempertahankan lancar kendaraan di wilayah tersebut. Dalam program baru ini, hanya Jalan M.T. Siapa yang mendapat kendaraan dari Jeron Beteng. Haryono, Jalan di Panjaitan dan Jalan Mayjend Sutoyo.
Sebaliknya, kendaraan tidak boleh terjadi dari luar dengan memasang steker. Pembatasan ini diterapkan dalam dua periode 07.00-09.00 instan dan 3:00 malam-17.00 tanpa batas, dengan pengawasan yang keras oleh petugas lalu lintas.
Setelah proses SSA dilakukan selama beberapa hari, pemerintah daerah memutuskan untuk menutup seluruh entri dengan menyumbat gading pada 15 Maret 2025.
Keputusan ini didasarkan pada hasil evaluasi kantor PUPSDM DIY, yang menunjukkan bahwa kondisi fisik plugue cad lebih rentan terhadap keterbukaan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Usia bangunan, tekanan lalu lintas dan faktor lingkungan adalah penyebab utama yang mempercepat kerusakan pada struktur gerbang.
Kantor Budaya DIY mencatat bahwa upaya pengurangan yang dilakukan hingga saat ini tidak cukup untuk memastikan keamanan pengguna jalan dan jalan.
Oleh karena itu, fase kelulusan lengkap instalasi gading dianggap sebagai kebijakan terbaik untuk menyelamatkan bangunan bersejarah ini dari risiko yang jatuh yang dapat membahayakan masyarakat.
—–
Artikel ini telah meningkat di Detikjogja. Lihatlah video “Video: Plenglkt Gading dan Kidul Square untuk ditutup. Apa itu Sultan Jogja?” (WSW/WSW)