Jakarta –
Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua DPR PDI Perjuangan, Mr. Megawati Soekarnoputri angkat bicara mengenai situasi perekonomian Indonesia yang menurutnya sedang banyak krisis. Pada saat yang sama, ia juga menanyakan pendapatan negara saat ini yang dapat menjadi indikasi kondisi perekonomian nasional.
“Siapa namamu? Kalau keuangan, ini bisnis lulusan, siapa yang bisa angkat tangan? Coba kita hitung berapa pendapatan negaranya? Dan kita berutang berapa?” tanya Megawati saat pengumuman calon kepala daerah/direktur daerah oleh PDI Perjuangan, Kamis (22/8) kemarin.
Berdasarkan informasi di website Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pengumpulan pendapatan negara pada Tahun 1 (Januari-Juni) 2024 sekitar 1.320,7 miliar dolar atau setara 47,1% dari APBN 2024. tujuan.
Namun, ia mengatakan pengakuan pendapatan tersebut mengalami penurunan, disebut kecil, sebesar 6,2% dibandingkan semester I 2023 yang mencapai Rp 1.407,9 triliun.
Tn. Sri Mulyani menjelaskan dalam rapat anggaran DPR RI, Senin lalu, “penerimaan negara yang ditopang oleh penerimaan pajak mencapai Rp 1.028.000 miliar, meski turun 7,0% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” /6) seperti disampaikan situs web Kementerian Keuangan.
Lebih lanjut dia menjelaskan, salah satu penyebab kontraksi penerimaan negara pada semester I karena penurunan penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak.
Penurunan penerimaan perpajakan terutama dipengaruhi oleh penurunan simpanan tahunan dan pendapatan perusahaan, peningkatan restitusi, serta perubahan produk dan investasi pada kelompok perokok yang lebih murah.
Namun penerimaan perpajakan triwulan I 2024 sudah mencapai Rp 893,8 triliun dan pajak dan cukai mencapai Rp 134,2 triliun.
Sedangkan kinerja penerimaan negara bukan pajak (PNBP) semester I 2024 mencapai Rp 288,4 triliun. Angka tersebut turun 4,5% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp302,1 triliun.
Penurunan PNBP terutama disebabkan oleh penurunan konsumsi energi. Meski demikian, pendapatan BUMN meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu.
Penerimaan donasi semester I tahun 2024 mencapai Rp 4,3 triliun yang sebagian besar berasal dari hibah langsung pemerintah daerah kepada organisasi pimpinan daerah pada pemilukada (Pilkada) 2024, kata Direktur Anggaran Kementerian. Keuangan menulis dalam laporannya.
Sementara menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengambil data APBN 2024, target penyelenggaraan pendapatan negara pada tahun ini mencapai 2.802,29 triliun. Dana tersebut terbagi dalam beberapa kategori dengan poin-poin sebagai berikut: 1. Pendapatan dari pajak
– Pajak Dalam Negeri: Rp2.234,95 triliun – Penerimaan: Rp1.139,78 triliun – Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah: Rp811,36 triliun – PBB: Rp27,18 triliun – Tanah dan aset lainnya Biaya 7 -3.000.000 dollar AS. : Rp10,54 triliun- Pajak bisnis internasional: Rp74,90 triliun- Pajak impor: Rp57,37- Pajak ekspor: Rp17,52 triliun2. Pendapatan tidak kena pajak
– Penerimaan sumber daya alam: Rp207,66 triliun – Penerimaan kekayaan negara: Rp85,84 triliun – Penerimaan negara bukan pajak lainnya: Rp115,13 triliun – Pendapatan organisasi layanan publik: Rp83.353. memberi
Rp430,60 miliar
Simak videonya: APBN RI 2023 Rp 2.979 T, Pendapatan Rp 2.382 T
(fdl/fdl)