Hongkong –
Penumpang penerbangan Cathay Pacific Airways merasa takut dan cemas. Satu pesawat kembali karena rusak, kemudian satu pesawat lagi terkena dampaknya.
Seperti dilansir Channel News Asia pada Rabu (4/9/2024), kejadian tersebut terjadi dalam penerbangan dari Hong Kong menuju Zurich, Swiss. Menurut FlightRadar24, masalah terjadi beberapa menit setelah lepas landas, dengan penerbangan asli CX383 Menuju selatan Hong Kong menuju laut.
Alih-alih berbelok langsung ke utara, pesawat malah membuat dua lingkaran lebar sebelum kembali ke Hong Kong, dan mendarat dengan selamat 75 menit setelah lepas landas.
Cathay tidak memberikan rincian mengenai bagian-bagian mesin yang rusak, namun mengatakan bahwa ini adalah kegagalan pertama yang terjadi pada pesawat A350 di dunia.
“Sejauh ini kami sudah mengidentifikasi komponen mesin yang sama yang perlu diganti. Suku cadang sudah diamankan dan sedang dilakukan perbaikan,” ujarnya.
Tak mau ambil risiko, Cathay membatalkan 24 penerbangan pulang pergi yang beroperasi hingga Selasa. Banyak pesawat yang tidak dapat beroperasi selama beberapa hari saat proses ini dilakukan, yang dianggap sebagai tindakan pencegahan.
Seorang juru bicara Airbus mengajukan pertanyaan kepada maskapai tersebut dan Rolls-Royce, yang mengatakan mereka mengetahui insiden tersebut dan berjanji untuk bekerja sama erat dengan Cathay, Airbus, dan penyelidik.
Insiden tersebut melibatkan kepala bahan bakar, komponen yang mengarahkan bahan bakar ke mesin, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
Para ahli mengatakan masalah seperti ini jarang terjadi dan, kecuali ada patahan yang lebih dalam, biasanya tidak menimbulkan tanda bahaya sebanyak kegagalan salah satu bagian utama yang berputar, seperti bilah turbin. Namun, pemeriksaan kepatuhan yang ekstensif dapat menghambat maskapai penerbangan.
Cathay mengoperasikan 18 pesawat bermesin ganda terbesar milik Airbus sebagai bagian dari armada gabungan jet Airbus dan Boeing.
Maskapai ini merupakan salah satu pengguna terbesar A350-1000 bersama dengan British Airways, yang juga mengoperasikan 18, namun tertinggal dari operator terbesar, Qatar Airways, menurut data Airbus.
Sumber industri mengatakan Cabang Investigasi Kecelakaan Udara Hong Kong telah segera membuka penyelidikan. Kantor tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar di luar jam kerja.
Cabang Investigasi Kecelakaan Udara Inggris menyatakan akan mendukung penyelidikan apa pun di Hong Kong. Tonton video “Hong Kong Airlines membatalkan penerbangan ke Israel hingga akhir tahun” (bnl/fem)