Jakarta –
Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Direktur Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) memaparkan gambaran perkembangan ekonomi digital Indonesia, khususnya ekonomi kreatif. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia hampir dua kali lipat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Sandiaga dalam keterangan tertulisnya mengatakan, “Menurut data, ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 8-10 persen pada tahun 2023 dan bernilai $82 miliar. Tujuan kami adalah mencapai nilai ekonomi digital sebesar $109 miliar pada tahun 2025. USD.” 9 Maret 2024).
Hal itu diungkapkannya saat diskusi panel pada 2nd Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024 bertema “Transformasi Ekonomi” yang digelar di Muglia Nusa Dua, Bali, Senin (2 September 2024).
Sandiaga meyakini tren positif ini akan membuat ekonomi digital Indonesia semakin berkembang. Tingkat penetrasi digital saat ini hampir 80% atau setara dengan 185,3 juta pengguna Internet. Startup atau komunitas startup baru di Indonesia juga menunjukkan momentum yang baik. Terdapat sekitar 2.562 startup aktif, termasuk 2 decacorn dan 13 unicorn, menjadikannya startup terbesar ke-6 di dunia.
Dari sisi pariwisata dan ekonomi kreatif sendiri, saat ini semakin erat kaitannya dengan digitalisasi yang mempunyai dampak besar sebagai pendorong berkembangnya pariwisata dan industri kreatif. Pada tahun 2023, pangsa ekonomi kreatif meningkat sebesar Rp1.414 triliun atau USD 94 miliar, melebihi target sebesar 110,44%.
“Saya juga mendorong ekonomi kreatif untuk mengekspor sekitar $25 miliar. Oleh karena itu, ekonomi kreatif dengan menggunakan platform digital dapat memberikan nilai tambah dan berkontribusi 8% terhadap PDB Indonesia,” kata Sandiaga.
Oleh karena itu kita perlu merangkul ekonomi digital. Dengan digitalisasi yang kita lakukan maka akan tercipta 25 juta lapangan kerja baru di sektor ini. Jadi digitalisasi bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor ekonomi kreatif Indonesia, lanjutnya.
Dalam pertemuan tersebut, Sandiaga juga memperkenalkan perusahaan startup baru yaitu Aruna Indonesia yang juga merupakan mitra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan dapat menjadi percontohan bagi negara-negara di kawasan Afrika.
“Aplikasi (Aruna) berhasil membantu 55.000 nelayan. Ini bisa menjadi contoh bagaimana metode digital dapat meningkatkan produktivitas nelayan dan kesejahteraan keluarganya,” kata Sandiaga.
Aplikasi yang dirancang Aruna ini merupakan wujud nyata mewujudkan perubahan ekonomi digital yang memudahkan puluhan ribu nelayan berkomunikasi dengan pembeli di berbagai daerah dalam dan luar negeri.
“Kami melihat pengalaman transformasi ekonomi Indonesia dapat diterapkan di Afrika dan sebaliknya, serta kisah sukses Afrika juga dapat dijadikan sumber inspirasi bagi wirausahawan Indonesia,” tutupnya.
Perlu diketahui bahwa dalam kelompok diskusi ini, Indonesia dan negara-negara Afrika yang berpartisipasi mempunyai kesempatan yang sama untuk berbagi praktik terbaik untuk saling memperkuat peran ekonomi digital sesuai dengan kebijakan pemerintah masing-masing negara.
Sub-forum ini mengundang Sandiaga, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Tamba Benoit Kamano, Sekretaris Jenderal Pemerintah Guinea, dan Amr Talaat, Menteri Komunikasi dan Informatika Mesir.
Turut hadir pula Utusan Khusus G20 Bali Global Hybrid Finance Alliance Mari Elka Pangestu, CEO Bank Mandiri Indonesia Darmawan Junaidi, Founder Aruna Indonesia Farid Naufal Aslam, CEO Teknologi dan Promosi IBEX Ezedin Kamil, Direktur Institusional BNI Munad Herlambang, Vice President. Pejabat Kemenparekraf/Baparekraf Diah Martini M. Paham, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Muhammad Neil El Himam. Saksikan video “Capaian sektor ekonomi kreatif dari sisi nilai tambah dan ekspor semester I tahun 2024” (ega/ega)