Jakarta –

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengatakan, tidak boleh terjadi kericuhan jika PKL Satpol PP melakukan perusakan bangunan di kawasan wisata Puncak, Bogor. Kuncinya adalah komunikasi antara pemerintah dan pengecer.

Sebagai kawasan wisata favorit warga Jakarta dan sekitarnya, Puncak selalu menjadi destinasi ramai di akhir pekan. Kios-kios pedagang kaki lima berjajar di sisi Jalan Puncak dengan pemandangan perkebunan teh yang indah.

Para pedagang kini diminta pindah ke kawasan Gunung Mas yang memiliki 516 lapak. Tiap kios memiliki luas 11 meter persegi, baik basah maupun kering. Namun kericuhan antara petugas Satpol PP dan pengusaha tak terhindarkan dalam proses pemindahan ini.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempunyai harapan tersendiri kepada pemerintah untuk meyakinkan para pedagang mengenai lokasi baru di rest area Gunung Mas.

“Itu masalah komunikasi pemerintah dengan pedagang. Kalau boleh saya sarankan, jangan hanya memfasilitasi migrasi, tapi lindungi pasar. Karena pedagang pada akhirnya akan mempertanyakan apa yang mereka dapat ketika mereka pindah,” kata Aditma, kepala pakar pariwisata dan ekonomi kreatif. . Kemenparekraf, Nia Bestemot mingguan bersama Sunday Uno, Senin (26/8/2024).

Nia juga mengatakan, pemerintah harus memastikan Gunun Mas memiliki pengunjung.

“Pemerintah harus memastikan ruang baru itu menarik konsumen, itu masalah komunikasi. Pemerintah harus merangkul para pedagang,” ujarnya.

Dalam acara yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga sepakat pemerintah harus merangkul dan berkomunikasi dengan pengusaha. Dibutuhkan pendekatan untuk menghindari kekacauan.

“Kita harus melakukan pendekatan agar bisa diatur dalam konsep yang saling menguntungkan demi pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Sandiaga Tahap 2 pemusnahan PKL di Puncak.

Kepala Satpol PP Pemkab Bogor Sesep Imam Nagarsid mengatakan, dirinya meminta para pedagang leluasa keluar dan menertibkan barang. Aksi vandalisme dimulai pagi ini.

Sosialisasinya melalui peringatan 1, 2, 3 yang diedit oleh Satpol PP. “(Yang masih bandel), misalnya ini, tapi alhamdulillah kalau melihat perkembangan sistem tahap kedua, masyarakat lebih sadar dan lebih paham,” kata Cesep kepada tim detikTravel.

Bagi Sesep, penertiban PKL tahap kedua ini dinilai lancar karena masyarakat paham dan mandiri membebaskan sejumlah bangunan.

“Masyarakat lebih paham, begitu banyak masyarakat yang paham, 196 bangunan dibongkar, 90 (pemilik) yang membongkar sendiri. Sisanya akan kita tindak tanpa terkecuali,” kata Cesep.

Tonton video ‘Petugas dan warga adu mulut saat mengecek kios ilegal di Puncak Bogor’:

(sim/wanita)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *