Jakarta –

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Manperikraf) Sandiga Salahuddin Ono menyerukan pengusutan menyeluruh terhadap pabrik obat di sebuah desa di kawasan Kongo, kawasan Badang Bali. Dia mengatakan pariwisata berisiko karena masalah ini.

Konggu merupakan kawasan wisata yang sering disebut dengan desa wisata.

“Ini memang perlu diungkap dan ditindak tegas. Ini tidak bisa dibiarkan lagi,” kata Sandiaga dalam jumpa pers, Senin (13/5/2024).

Sandega menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan seluruh Wakil Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyikapi kasus tersebut.

“Ini tentang menyebarkan kesadaran dan berkoordinasi dengan lembaga lokal,” tambahnya.

Ya, sebuah laboratorium obat-obatan terlarang atau pabrik obat-obatan terlarang di Kongo digerebek pada tanggal 2 Mei oleh tim gabungan Polisi Briscrim dan Bea Cukai. Laboratorium obat tersebut dikelola oleh tiga warga negara asing (WNA), yakni dua warga negara Ukraina dan satu warga negara Rusia.

Mereka mengubah vila itu menjadi laboratorium rahasia obat-obatan kimia dan biologi.

Ada dua orang yang diduga kembar di Ukraina bernama Ivan Volvod (IV) dan Mikheila Volvod (MV). Sementara itu, seorang warga negara Rusia, yang diidentifikasi sebagai Konstantin Krytz atau KK, merupakan bagian dari jaringan dua tersangka warga negara Ukraina.

Para tersangka menjalankan bisnis obat-obatan terlarang di sebuah desa di Kongo yang luasnya sekitar 180 meter persegi. Ketiganya menjalankan laboratorium di basement vila untuk memproduksi mephedrone dan ganja hidroponik.

Sementara itu, manajemen PT Bali Dream House of Brotherhood dan kuasa hukum PT Sunny Development Group, Sitio Eddy mengatakan, manajemen vila tidak mengetahui pabrik obat tersebut telah dirusak oleh Bareskrim Polri. Kepolisian Nasional. Dia memastikan pemilik desa tidak terlibat dalam kasus ini.

ED mengatakan, Sabtu (11/5): “Pembangunan unit yang salah sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi penyewa (penjahat) dan bukan pihak Desa Sunni. Simak video “Pengungsi Rusia hancurkan dua vila di Bali karena biaya sewanya terlalu mahal. ” (perempuan/perempuan)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *