Jakarta –
Samsung baru saja meluncurkan Galaxy Z Fold 6 edisi khusus dengan desain dan spesifikasi lebih mewah dibandingkan edisi reguler. Ponsel lipat ini mulai dijual di Korea Selatan pada Jumat (25/10) lalu dan terjual habis dalam hitungan menit.
Menurut laporan Sammifans yang mengutip pengumuman resmi Samsung, penjualan Galaxy Z Fold 6 Special Edition terlambat tujuh jam dari jadwal.
Meski terlambat, Galaxy Z Fold 6 edisi khusus langsung ludes terjual hanya dalam waktu 10 menit setelah tersedia di situs Samsung. Untuk saat ini stok Galaxy Z Fold 6 Special Edition masih kosong di website Samsung Korea, dan belum diketahui apakah pasokannya akan bertambah.
“Semua stok yang disiapkan sudah terjual,” demikian pesan di situs Samsung Korea, seperti dikutip Android Authority, Selasa (29/10/2024).
Mengingat ponsel ini merupakan edisi khusus, bukan tidak mungkin Samsung hanya akan mengapalkan Galaxy Z Fold 6 Special Edition dalam jumlah terbatas. Bagaimanapun, Samsung masih perlu menjual Galaxy Z Fold 6 edisi reguler.
Tak heran jika Galaxy Z Fold 6 Special Edition ludes terjual dalam hitungan menit, karena ponsel ini menghadirkan banyak peningkatan dibandingkan versi standarnya. Galaxy Z Fold 6 Special Edition memiliki casing yang lebih tipis dan ringan, tebal 10,6 mm, dan berat 236 gram.
Layarnya juga lebih lebar dengan bezel 6,5 inci dan layar utama berukuran 8 inci. Kameranya juga mengalami peningkatan yang signifikan, dengan kamera utama 200 megapiksel naik dari kamera 50 megapiksel pada edisi reguler.
Tak hanya itu, Galaxy Z Fold 6 Special Edition juga dibekali RAM 16GB yang menawarkan performa multitasking dan AI lebih cepat dibandingkan edisi reguler dengan RAM 12GB. Ponsel lipat ini juga mendukung Wi-Fi 7 yang lebih cepat.
Samsung Galaxy Z Fold 6 edisi khusus dijual seharga KRW 2.789.600 atau sekitar Rp 31,4 jutaan. Mengingat stok di negara asal semakin menipis, kemungkinan Galaxy Z Fold 6 Special Edition dijual di negara lain pun kian mengecil. Tonton video “Video: Ringtone Samsung Galaxy Akan Segera Dirilis di Indonesia” (vmp/fai)